Loading...
INDONESIA
Penulis: Tya Bilanhar 19:42 WIB | Selasa, 23 Mei 2017

Makna Mazmur 138:8 dalam Surat Ahok yang Dibacakan Istrinya

Veronica Tan saat membacakan surat Ahok (Foto: AFP/Getty Images)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Dalam suratnya yang pertama ia tuliskan dari dalam tahanan, Basuki Tjahaja Purnama mengutip ayat Alkitab dari Mazmur 138:8, yang menurut dia menjadi andalannya dalam beriman.

Dalam Alkitab Terjemahan Baru (TB, 1974) ayat tersebut berbunyi: TUHAN akan menyelesaikannya bagiku! Ya TUHAN, kasih setia-Mu untuk selama-lamanya;  janganlah Kautinggalkan perbuatan tanganMu.

Sedangkan dalam Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS, 1985) ayat itu berbunyi, "Engkau akan memenuhi janji-Mu kepadaku; janganlah berhenti bertindak bagi umat-Mu."

Dalam surat yang sama, ia juga mengutip kitab Mazmur dari ayat yang lain, yakni 131:3. Bunyinya dalam Alkitab TB adalah "Berharaplah kepada TUHAN, hai Israel, dari sekarang sampai selama-lamanya!"

Sedangkan dalam Alkitab BIS, berbunyi: "Berharaplah kepada TUHAN, hai umat-Nya, sekarang dan selama-lamanya."

Surat Ahok dibacakan oleh istrinya, Veronica Tan, dalam sebuah jumpa pers hari ini (23/05) di Jakarta, dengan berlinang air mata. Surat tersebut bertanggal 21 Mei, yang berarti dibuat dua hari sebelum jumpa pers.

Kendati Veronica Tan membacakannya dengan menangis, ayat Alkitab yang ada pada surat itu sesungguhnya menunjukkan keteguhan keyakinan dan keberserahan diri pada Tuhan. Pemazmur memang dalam keadaan kesusahan, tetapi ia tidak memulai mazmurnya dengan ratapan.

Bunyi selengkapnya surat tersebut adalah sebagai berikut.
 
Rumah tahanan Depok,
Minggu, 21 Mei 2017

Kepada para relawan dan pendukung Ahok yang saya cintai, semua mereka yang menjalani proses demokrasi di mana pun berada.

Saya telah banyak berpikir tentang kejadian yang saya alami.

Saya mau berterima kasih kepada saudara-saudara yang mendukung saya dalam bentuk doa, kiriman bunga, makanan, kartu ucapan, surat, buku-buku dan bahkan dengan berkumpul menyalakan lilin.

Saya tahu tidak mudah bagi Saudara menerima kenyataan seperti ini, apalagi saya.

Tetapi saya telah belajar mengampuni dan menerima semua ini ‬jika untuk kebaikan berbangsa dan bernegara.

Alangkah ruginya warga DKI dari sisi kemacetan dan kerugian ekonomi akibat ada unjuk rasa yang mengganggu lalu lintas. Tidaklah tepat saling unjuk rasa dan demo dalam proses yang saya alami saat ini.

Saya khawatir banyak pihak akan menunggangi jika para relawan unjuk rasa. Apalagi benturan dengan pihak lawan yang tidak suka dengan perjuangan kita.

Terima kasih untuk unjuk rasa yang taat aturan dan menyalakan lilin perjuangan konstitusi ditegakkan di NKRI dengan Pancasila, UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika.

Mari kita tunjukkan bahwa Tuhan tetap berdaulat dan memegang kendali sejarah setiap bangsa.

Kita tunjukan bahwa kita adalah orang yang beriman kepada Tuhan YME, pasti mengasihi sesama manusia, pasti menegakkan kebenaran dan keadilan bagi sesama manusia.

Gusti Ora Sare, put your hope in the lord, now and always. (Mazmur 131 ayat 3).

Kalau dalam iman saya, saya katakan: the Lord will work out his plans for my life. (Mazmur 138 ayat 8).

Ahok-BTP (Basuki Tjahaja Purnama), 21 Mei 2017.

Menurut Tafsiran Alkitab Wycliffe yang ditulis oleh Kyle M. Yates, Sr. TH.D., Ph.D.; Philip C. Johnson, Th.D., Mazmur 138 ini (terdiri dari delapan ayat) diawali dengan nyanyian syukur, tetapi kemudian menjadi nyanyian kepercayaan. Kendati pembicara (pemazmur, Red) berada dalam kesulitan, dia tidak memulai dengan ratapan, melainkan dengan penuh syukur mengakui berkat-berkat Allah.

Khusus untuk ayat 7 dan ayat 8 yang dikutip oleh Ahok, menurut Tafsiran Wycliffe, menekankan adanya kepastian kelepasan. "Jika aku berada dalam kesesakan, Engkau mempertahankan hidupku." Dalam ayat ini, menurut tafsiran tersebut, pembicara mengekspresikan keyakinan yang kuat bahwa Allah akan `memenuhi janji-Nya dan menyempurnakan kelepasan Israel.

Menurut tafsiran Wycliffe, kendati seluruh Mazmur ini diucapkan oleh satu individu dengan cara yang sangat pribadi, dia menyatakan syukur dan keyakinan mewakili bangsanya juga.

Sedangkan Mazmur 131:3, menurut tafsiran Wycliffe,  pada dasarnya merupakan nyanyian kepercayaan. Meskipun demikian, komposisi sastra yang indah ini adalah juga sebuah pengakuan.

Ia menggambarkan tentang kepasrahan penuh kerendahan hati pada pimpinan Allah, memberi contoh tentang perasaan disiplin pribadi yang mendalam.

Kendatipun beberapa penafsir menganggap mazmur ini sebagai ungkapan bersama dari umat, permohonan terakhir bagi Israel menunjukkan bahwa suara dari satu individulah yang berbicara secara konsisten di seluruh bagian.

Menurut tafsiran Wycliffe, adalah sangat wajar bahwa ekspresi indah mengenai kerendahan hati seperti ini menjadi sebuah lagu rakyat bagi para peziarah.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home