Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Eben Ezer Siadari 18:05 WIB | Sabtu, 02 Mei 2015

Manny Pacquiao: Saya Bertinju untuk Menyenangkan Hati Tuhan

Manny Pacquiao sedang berlatih (Foto:Reuters)

LAS VEGAS, SATUHARAPAN.COM - Tinggal hitungan beberapa jam lagi untuk tiba pada pertandingan tinju yang paling dinanti dunia saat ini dan tiada habis-habisnya kisah tentang dua petarung, Floyd Mayweather Jr. dan Manny Pacquiao diulas. Yang disebut terakhir ini, tampak lebih istimewa, mengingat dirinya yang kurang diunggulkan, namun memiliki latar belakang profesi yang unik dan sangat populer..

Pacquiao, petinju Filipina yang merupakan ayah dari lima orang anak, adalah juga seorang penginjil. Setiap hari ia mengutip ayat-ayat Alkitab dan membagikannya kepada jutaan penggemarnya. Muncul pertanyaan, bila tinju selama ini dianggap olah raga keras dan kemenangan antara lain ditentukan dengan seberapa kuat seseorang menyakiti lawan, bagaimana Pacquiao, seorang evangelis yang menganjurkan kasih, harus bisa menyakiti lawan demi memenangi pertandingan.

Kepada The Christian Post, Pacquiao mengatakan pertandingan melawan Mayweather yang oleh sejumlah kalangan digambarkan sebagai Pertandingan Abad Ini, baginya lebih dari sekadar untuk menaklukkan lawan yang memiliki reputasi hebat di dunia tinju.

"Saya ingin menyenangkan Tuhan, keluarga dan penggemar saya dengan pertandingan ini," kata dia. "Saya ingin mereka tahu saya bertarung untuk Tuhan dan untuk negara, membawa kehormatan dan kemuliaan bagi mereka," lanjutnya

Pertarungan Mayweather vs Pacquiao akan berlangsung di MGM Grand Garden, Las Vegas, Sabtu (2/5) malam waktu setempat atau Minggu 3 Mei pukul 12:00 WIB. Sebagian besar pengamat mengunggulkan Mayweather, yang berjulukan Pretty Boy. Rekor pria berusia 38 tahun ini mencorong, belum pernah terkalahkan sepanjang 18 tahun karier profesionalnya. Sementara Pacquiao, kendati melegenda sebagai petarung yang tahan pukul pernah kalah dari Timothy Bradley pada Juni tahun 2012 dan kalah KO dari   Juan Manuel Marquez pada Desember 2012.

Kendati sebagai underdog, Pacquiao memiliki catatan menonjol dari kemampuannya untuk bangkit dari kekalahan. Timothy Bradley yang pernah menaklukkannya, ia kalahkan lagi pada 12 April 2014 lalu. Gaya bertinjunya yang agresif dan tidak kenal mundur, membuatnya meraih simpati.

Dikenal sebagai penginjil yang vokal, Pacquiao mengatakan ia berlatih dengan sangat disiplin untuk pertandingan kali ini. Ia menambahkan dirinya kini siap secara mental dan rohani untuk mengalahkan lawannya.

"Saya siapkan mental yang sama seperti yang saya lakukan dengan semua pertarungan saya yang lain," kata Pacquiao. "Saya pikir saya berlatih untuk laga ini dengan lebih fokus sedikit. Secara rohani, saya berdoa untuk diri saya sendiri dan juga untuk lawan saya."

Pria berusia 36 tahun ini mengatakan bahwa dia tidak ingin mengecewakan para penggemarnya, dan mempertahankan gaya hidup disiplin untuk menjadi panutan bagi orang lain.

Kendati demikian, Pacquiao mengaku bahwa ia tidak selalu dapat menjadi contoh masyarakat.

"Saya menyadari  dosa menggiring saya ke arah yang salah, tidak hanya dalam hidup ini, tapi selamanya," akunya. "Saya menyadari saya memiliki kebutuhan. Saya tiba pada titik di mana saya menyadari kebutuhan itu adalah Tuhan Yesus Kristus. Saya menaruh iman dan kepercayaan dalam Tuhan Yesus Kristus."

Walau ia mengakui pertarungan melawan Mayweather adalah yang terbesar dari kariernya, bukan hal ini yang terpenting dalam hidupnya. Menurut dia, ada lebih banyak hal dalam hidupnya yang lebih berharga daripada tinju.

"Saya suka bertinju, tapi saya sadar sekarang bahwa hidup saya bukan hanya tinju."

 "Saya hanya ingin mendorong semua orang Kristen untuk berbagi pengalaman keselamatan mereka kepada orang lain. Saya berpikir bahwa kita bisa memberi dampak  di dunia ini."

"Saya belum yakin apakah akan pensiun pada tahun 2016, namun warisan yang saya ingin tinggalkan adalah menjadi panutan dan inspirasi, tidak hanya bagi penggemar tinju, tetapi untuk semua orang di seluruh dunia."

 

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home