Loading...
EKONOMI
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 07:10 WIB | Senin, 24 Oktober 2016

Mantan Menko Maritim Terpilih Ketua APHI

Ilustrasi. Indroyono Soesilo. (Foto: Dok. satuharapan.com/Prasasta Widiadi)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Mantan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo terpilih menjadi Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) periode 2016-2021.

Dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (23/10), Indroyono yang juga pernah menjabat sebagai Direktur di Badan Pangan Dunia (FAO) itu terpilih lewat musyawarah mufakat pada Musyawarah Nasional APHI yang berlangsung 19-20 Oktober 2016 di Jakarta.

Musyawarah itu sendiri dibuka oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya serta dihadiri sekitar 400 anggota APHI sebagai perusahaan pemegang konsesi pengusahaan hutan di Indonesia.

"Kami telah menerima mandat dari Munas berupa Garis Besar Kebijakan dan Rencana Strategis serta Road Map Pembangunan Hutan Produksi 2016 -2045, yang akan menjadi acuan untuk melangkah," kata dia.

Usai terpilih, Indroyono menuturkan, program prioritas Dewan Pengurus APHI 2016 - 2021 adalah meningkatkan kinerja dan mendorong daya saing usaha kehutanan Indonesia, serta menjadikan sektor ini menjadi sektor unggulan strategis

Dia meyakini benchmark dalam road map berupa devisa sebesar 97,51 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 1.268 triliun, serapan tenaga kerja 11,5 juta orang serta investasi sebesar 166 miliar dolar atau setara dengan Rp 2.158 triliun sampai dengan tahun 2045, bukan hal yang mustahil dicapai.

Hal itu, lanjutnya, asalkan seluruh stakeholder memiliki komitmen bersama untuk mendorong berbagai keunggulan komparatif sumber daya hutan Indonesia menjadi keunggulan kompetitif.

"Yang diperlukan untuk mencapai target road map dengan rentang waktu cukup panjang tersebut adalah mengurai lebih detail mengenai penetapan tata waktu, tahapan target, serta prakondisi yang diperlukan," katanya.

Pihaknya juga menyatakan, beberapa kegiatan yang menjadi fokus ke depan adalah percepatan pencapaian sertifkasi Pengelolaan Hutan Produksi Lestari, baik dengan skema mandatory maupun voluntary untuk meningkatkan jaminan diterimanya pasar di dalam dan luar negeri.

Fokus lainnya adalah penguatan inovasi dan pengembangan usaha, penguatan diplomasi ke Pemerintah dan Pemda untuk mendorong deregulasi, dan penguatan kemitraan perusahaan dengan masyarakat untuk mendorong pemanfaatan sumber daya hutan yang berkeadilan.

Menurut dia, APHI juga akan mendorong percepatan One Map Policy (Kebijakan Satu Peta), serta pengembangan praktek-praktek pengelolaan hutan yang baik di seluruh anggotanya.

Selain itu, Indroyono juga menyatakan, isu internasional yang penting untuk direspons saat ini adalah bagaimana membuktikan kontribusi kehutanan Indonesia dalam penurunan emisi gas rumah kaca (GRK), pasca Paris Agreement diratifikasi DPR menjadi UU.

Menurut dia, upaya peningkatan serapan karbon dan penurunan emisi GRK akan sangat terkait erat dengan areal Hutan Produksi yang dikelola oleh pelaku usaha saat ini. Misalnya, melalui pengalokasian kawasan lindung, percepatan penanaman baik di areal izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu hutan tanaman industri (IUPHHK-HTI) maupun di IUPHHK Hutan Alam (HPH) melalui sistem silvikultur intensif (SILIN), maupun sistem penebangan ramah lingkungan (reduced Impact Logging/RIL). (Ant)

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home