Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Sotyati 15:07 WIB | Jumat, 20 Mei 2016

Matoa, Buah Unggul dari Papua

Matoa. (Pometia pinnata).

SATUHARAPAN.COM – Rasa manis buah matoa mengingatkan pada rasa manis kelengkeng campur durian. Namun, ada pula yang menyebut rasa manisnya seperti rambutan.

Yang jelas, matoa, yang termasuk tanaman langka, memiliki keistimewaan. Pada tahun 2006, seperti tertera dalam Himpunan Peraturan Menteri Pertanian 2006, Menteri Pertanian melepas matoa variertas Papua sebagai varietas unggul, yakni matoa yang berasal dari Desa Sere, Kecamatan Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua.

Matoa varietas Papua mempunyai keunggulan memiliki daging buah tebal dan mudah lepas dari biji. Rasa buahnya manis, seperti campuran antara rasa kelapa muda, durian, klengkeng, rambutan. Kulit buahnya relatih tebal dan keras.

Matoa adalah tumbuhan buah dari keluarga Sapindaceae, sama seperti rambutan, leci (litchi), dan pulasan, yang memiliki nama ilmiah Pometia pinnata.  

Matoa adalah tumbuhan pohon, rindang, berakar kuat dengan tinggi rata-rata mencapai 18 meter dan diameter rata-rata 100 cm. Tumbuhan ini beradaptasi dengan baik di dataran rendah sampai sedang, dengan ketinggian 0-500 meter di atas permukaan laut.

Wikipedia menyebutkan matoa dapat tumbuh hingga ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut, bahkan buku Food and Agriculture in Papua New Guinea (R Michael Bourke dan Tracy Harwood, 2009), menyebutkan matoa dijumpai hingga ketinggian 1.700 meter di atas permukaan laut. Namun, hanya buah dari pohon yang terletak hingga ketinggian 800 meter yang dipanen dan dijual di pasar. Buah hasil panen pohon yang ditanam di atas ketinggian 800 meter, tidak bernilai komersial karena tidak manis.  

Matoa, adalah tanaman buah khas Papua dan Papua Nugini. Umumnya berbuah sekali dalam setahun. Satu pohon rata-rata menghasilkan 200-500 kg per tahun.

Tumbuhan ini berbunga pada bulan Juli sampai Oktober dan berbuah tiga atau empat bulan kemudian, November – Februari.

Matoa tumbuh baik di daerah yang kondisi tanahnya kering, tidak tergenang, dengan lapisan tanah yang tebal. Iklim yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang baik adalah iklim dengan curah hujan yang tinggi, lebih dari 1.200 mm per tahun. Pohon ini juga tahan terhadap serangga, yang pada umumnya merusak buah.

Selain di Papua dan Papua Nugini, matoa juga terdapat di beberapa daerah di Sulawesi dan Maluku. Matoa juga dapat tumbuh dan berbuah dengan baik di Jawa.

Di Papua, mengutip dari Wikipedia, dikenal dua jenis matoa, yaitu matoa kelapa dan matoa papeda. Keduanya dibedakan oleh tekstur buahnya. Matoa kelapa dicirikan oleh daging buahnya yang kenyal seperti rambutan aceh. Diameter buahnya 2,2-2,9 cm dan diameter biji 1,25-1,40 cm. Sedangkan matoa papeda dicirikan oleh daging buahnya yang agak lembek dan lengket dengan diamater buah 1,4-2,0 cm.

Harga Jual Tinggi, Pohon Investasi

Buah matoa dapat dikonsumsi segar. Karena rasa dan aroma yang dikandungnya, matoa memiliki nilai ekonomi penting bagi masyarakat Papua. Harga jual rata-rata, seperti dikutip dari papuabarat.litbang.pertanian.go.id, mencapai Rp 20.000 per kg di tingkat petani, bahkan sering lebih mahal, tidak pernah murah. Buah ini banyak dipesan peminat di luar Papua sebagai oleh-oleh. Tak mengherankan, matoa juga disebut pohon investasi. 

Bila sedang musim buah, matoa banyak dijual di pasar-pasar, pedagang kaki lima, maupun dijual di tepi jalan. Di pasar swalayan atau toko buah di kota-kota besar seperti Jakarta, matoa dijual dengan harga Rp 50.000 – Rp 60.000 per kg.

Buah matoa mempunyai kulit buah relatif tebal dan keras sehingga dapat tahan lama jika disimpan. Matoa dapat disimpan hingga satu minggu tanpa perlakuan pengawetan. Jika disimpan dalam suhu 5-10 derajat celsius, buah matoa dapat bertahan hingga 20 hari.

Tanaman matoa dapat diperbanyak dengan menggunakan biji, cangkok, stek, ataupun sambung. Pada perbanyakan dengan biji, sebaiknya terlebih dahulu disemaikan dalam polybag. Jika sudah cukup kuat dapat dipindahkan ke kebun. Jarak tanam yang umum adalah 8 sampai 12 meter.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home