Loading...
INSPIRASI
Penulis: Obrin Sualang 01:00 WIB | Kamis, 01 Mei 2014

May Day

Foto: istimewa

SATUHARAPAN.COM – ”Target tahun ini positif tercapai, khawatir target tahun depan ketinggian dan susah dicapai,” demikian ungkap rekan kerja saya sewaktu ditanya mengapa kelebihan stok barang tidak segera didistribusikan.

Jawabannya membuat saya heran.  Bagi saya, kalau ada peluang seharusnya usaha kita tidak perlu dibatasi oleh target.  Target atau istilah kerennya KPI (key performance indicator) harusnya menjadi pemicu bukan pembatas. Kalau bisa beyond the target, mengapa harus khawatir akan target berikutnya? Bukankah setiap tahun ada tantangan tersendiri?

”Pertumbuhan kita tembus dua digit, kok,” dia meyakinkan lagi seolah puas dengan prestasi kerja menjelang akhir tahun. Saya semakin heran, bukankah kompetitor juga bisa jadi mencapai sales growth yang sama-sama dua digit? Lagi pula pertumbuhan dua digit itu kan rentangnya panjang, mulai dari 10 sampai 99. Kita bisa berpuas diri dengan pertumbuhan 12%, tetapi bisa jadi kompetitor tumbuh 24%. Dalam hati saya berkesimpulan : ”Mungkin ini yang disebut "mentalitas karyawan”. Mentalitas untuk mengerjakan sekadar apa yang disuruh atasan.

Menarik sekali status BBM rekan saya: ”Bila Anda digaji Rp 10 juta oleh perusahaan, namun Anda bekerja  seperti digaji Rp 20 juta, maka Allah akan membayar kelebihannya melalui kesehatan, karier dan keluarga.”  Pernyataan itu menurut saya ada benarnya.  Kalau setiap karyawan bekerja melebihi target (outstanding) tentu perusahaan akan maju. Kemajuan perusahaan tentu berimbas kepada kesejahteraan karyawan.

Dan kalau itu terjadi, mungki demo buruh karena keterlambatan pembayaran upah  tidak perlu terjadi. Seandainya kita bermigrasi dari employee mentality menjadi enterpreneur mentality,  maka May Day nantinya akan diperingati sebagai ucapan syukur karena perjuangan masa lalu. Jadi, tidak perlu mogok kerja lagi.

Selamat Hari Buruh, kawan!

 

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home