Loading...
INDONESIA
Penulis: Melki Pangaribuan 17:53 WIB | Selasa, 01 Oktober 2013

Melanchton Siregar Diusulkan Menjadi Pahlawan Nasional RI

Melanchton Siregar Diusulkan Menjadi Pahlawan Nasional RI
Panitia nasional mengenang 100 Tahun Melanchton Siregar Pengusul Pahlawan Nasional. (Foto-foto: Melki Pangaribuan)
Melanchton Siregar Diusulkan Menjadi Pahlawan Nasional RI
Panitia nasional saat menemui Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno (mantan wakil Presiden RI ke-6, periode 1993-1998).
Melanchton Siregar Diusulkan Menjadi Pahlawan Nasional RI
Ketua Panitia Drs. Supardan, M.A (berkopiah hitam) dan ketua tim buku Drs. Ronald M. Sihombing saat jumpa pers, pada Selasa siang (1/10) di Jakarta.
Melanchton Siregar Diusulkan Menjadi Pahlawan Nasional RI
Dua buku biografi, Melanchton Siregar mempertahankan NKRI (kiri) dan Melanchton Siregar Pendidik dan Pejuang (kanan).

JAKARTA, SATUHARAPAN - Tokoh pejuang asal Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Melanchton Siregar diusulkan menjadi pahlawan nasional Republik Indonesia (RI). Panitia nasional mengenang 100 tahun Melanchton Siregar Pengusul Pahlawan Nasional, yang diketuai Supardan mengatakan, jasa-jasa Melanchton Siregar berkontribusi besar untuk kemerdekaan RI.

“Beliau (Melancthon Siregar) memenuhi syarat menurut undang-undang karena diusulkan oleh kami masyarakat. Ia dikenal sebagai pendidik, pejuang kemerdekaan, politisi, dan negarawan, yang konsisten dan berkesinambungan berjuang merebut kemerdekaan dan kemudian mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” kata Supardan saat jumpa pers di kantor Forum Komunikasi Purnawirawan TNI-POLRI, pada Selasa siang (1/10) di Jakarta.

Menurut Supardan, kiprah Melancthon Siregar sebagai negarawan sangat konsisten membela Pancasila dan UUD 1945. “Kami melihat sepak terjang tokoh ini pada masa lalu, di masa mudanya, hingga puncak karir politiknya sangat memberikan keteladan yang sangat luar biasa,” kagum ketua panitia nasional itu terhadap sosok Melancthon.

“Dia ini orang yang sedikit bicara, tetapi dia banyak bekerja. Ini kami alami sendiri saat di masa hidup beliau,” ungkap Supardan sambil merujuk buku Melanchton Siregar Mempertahankan NKRI, yang sebelumnya telah diserahkan kepada Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno (mantan wakil Presiden RI ke-6, periode 1993-1998).

Pendidikan Pijakan Perjuangan

Selanjutnya, Supardan mengatakan bahwa Melanchton Siregar memiliki karakter lebih mementingkan kepentingan orang banyak daripada memikirkan dirinya sendiri. “Ini ciri pahlawan, karena dirinya ingin bangsa dan masyarakatnya maju. Beliau dikaruniai kemampuan mengajar. Dia sekolah guru, menjadi guru. Tapi beliau juga bergeriliya secara militer saat memperjuangkan kemerdekaan (1945). Ini contoh untuk diteladani karena tidak memikirkan diri sendiri,” kata ketua panitia nasional yang berkopiah hitam itu.

Dalam buku biografi Melanchton Siregar, pria kelahiran Pearung pada 7 Agustus 1912 ini menyelesaikan studi di Hoofdacte Cursus (saat ini setingkat D III) di bandung pada 1938. Ia kemudian pulang ke Tapanuli dan mengajar pada jejang sekolah rakyat (SD) di Narumonda dan di sejumlah tempat di Medan.

Kemudian Melanchton melanjutkan minat berorganisasinya dalam pergerakan kemerdekaan, yang dilakukan secara rahasia agar tidak diketahui oleh pasukan penjajah seperti Belanda dan Jepang pada waktu. Ia memimpin pasukan rakyat bernama Divisi Panah, yang dibentuk Partai Kristen Indonesia (Parkindo) untuk berjuang di medan pertempuran di sekitar area kota Medan dan tapanuli, Sumatera Utara.

Di tengah desingan peluru dan resiko meliter musuh, komitmen Melanchton pada pendidikan tidak luntur dengan memberikan pengajaran kepada penduduk setempat. “Ia mendorong warga untuk mendirikan bangunan sekolah. Untuk memenuhi kebutuhan pendidik, ia melatih bekas anak didiknya menjadi guru. Sebab bangsa yang cerdas akan mampu melawan penjajah dan meninggalkan keterbelakang,” tulis panitia nasional seperti disampaikan juga dalam siaran persnya.

Demokrasi dan Persatuan Bangsa

Sementara itu, karir Melanchton terus meranjak pasca kemerdekaan RI tahun 1945. Ia menjadi anggota DPR di Jakarta usai memenangkan hasil pemilihan umum Pertama RI tahun 1955. Usai terpilih sebagai anggota DPR-GR/MPRS, ia kemudian terpilih menjadi wakil ketua MPRS (1966-1972) hingga menjadi Ketua Panitia kesatuan Tafsir Pancasila. Ia wafat pada 24 februari 1975 dan dimakamkan di Taman Pahlawan Kalibata Jakarta.

“Pak Melanchton ini tokoh yang patut diteladani, semua bekas muridnya, semua teman-temannya senada mengatakan ‘dia ini tokoh panutan’” kata Supardan mengingat ringkas testimoni dari berbagai pihak yang mengenal Melanchton Siregar.

Menurut ketua panitia, sejak 2012 proses pengusulan Melanchton Siregar sebagai pahlawan nasional telah siap dalam pemberkasan dan telah diserahkan kepada pemerintah Indonesia dalam hal ini ditangani oleh Kementerian Sosial RI.  Mereka berharap upaya pengusulan tersebut ditetapkan pada 10 November mendatang “Kami berharap semua pihak turut mendoakan agar tokoh ini (Melanchton Siregar) layak mendapat penghargaan yang layak oleh negara sebagai pahlawan Nasional,” kata Supardan menghimbau

Sementara itu di waktu yang terpisah, Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno sangat menyambut baik pengusulan Melanchton Siregar menjadi pahlawan nasional. “Saya mendukung, tokoh nasional yang patut menjadi pahlawan nasional, ternyata perjuangannya (Melanchton Siregar) sangat luar biasa,” kata mantan wakil Presiden RI ke-6, periode 1993-1988 itu di ruangan rapat.

Editor : yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home