Loading...
RELIGI
Penulis: Endang Saputra 07:43 WIB | Jumat, 27 November 2015

Menag Jelaskan Islam Indonesia kepada Ulama Lebanon

Menag, Lukman Hakim Saifuddin, menerima Duta Besar Indonesia untuk Lebanon, Achmad Chozin Chumaidy, dan Wakil Grand Mufti Lebanon, Sheikh Amine El Kurdi, didampingi Direktur Pendidikan Diniyah Pondok Pesantren, Mohsen Assegaf dan Sesditjen Bimas Islam, Muhammadiyah Amin, di Jakarta, hari Kamis (26/11).(Foto: (kemenag.go.id)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, menjelaskan model Islam yang dianut mayoritas Umat Islam Indonesia kepada beberapa ulama asal Lebanon yang bersilaturahmi ke Kemenag.

“Sekitar 200 juta dari 250 Penduduk Indonesia, beragama Islam. Karenanya, Islam di negara kami, mempunyai posisi sangat penting dan strategis. Karena nilai-nilai Islam dijadikan sebagai pemersatu dan perekat dari berbagai keragaman di Indonesia,”  kata Menag saat  menerima para ulama yang tergabung dalam Darul Fatawa Lebanon di ruang kerja Menag, Gedung Kemenag Lapangan Banteng, Jakarta, hari Kamis 926/11).

“Kami meyakini, pada dasarnya, semua agama menjunjung tinggi nilai-nilai agama yang memanusiakan manusia dan mengajarkan cinta kasih,” dia menambahkan.

Para ulama Lebanon tersebut didampingi oleh Duta Besar Indonesia untuk Lebanon, Achmad Chozin Chumaidy serta Wendi Budi Raharjo dan Aulia Nugraha (PF Pensosbud). Chozin menyampaikan bahwa selain ingin mendiskusikan masalah Islam dan kebangsaan, kedatangan para syaikh dari Lebanon ini juga ingin lebih mengenal dunia pendidikan Islam di Indonesia, khususnya pondok pesantren.

Didampingi Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Mohsen Assegaf, serta Sesditjen Bimas Islam, Muhammadiyah Amin,  Menag menyampaikan bawah Indonesia  mempunyai puluhan ribu pesantren. Menag mengatakan pesantren di Indonesia banyak mengkaji kitab yang dicetak di Beirut (ibukota Lebanon) dan juga dikarang oleh ulama dari sana.

“Terima kasih atas kerja sama dan hubungan baik antara Indonesia dan Lebanon, yang meski jauh, namun dekat di hati,” kata dia.

Menag juga menjelaskan, Islam Indonesia yang toleran, inklusif dan santun, tak lepas dari peran besar pesantren yang menjaga dan memelihara Islam ala Indonesia tersebut.  Menag mengaku ada pihak-pihak yang mengatasnamakan Islam, namun melakukan hal-hal yang bertolak belakang dengan ajaran Islam, menjadi tantangan tersendiri.

“Karenanya, kita dituntut untuk memahamkan pada dunia, bahwa sebenarnya, esensi Islam adalah menebar kedamaian, bukan kematian. Semoga, perbedaan yang ada, bisa disikapi dengan kearifan tinggi. Karena inti dari agama adalah memanusiakan manusia,” kata dia.

Amin El Kurdi mengatakan bahwa selama di Indonesia, pihaknya  akan berkunjung ke sejumlah pesantren di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Kunjungan itu dimaksudkan untuk  bertukar pikiran dan memperoleh pengetahuan tentang pendidikan agama, dakwah dan perguruan iinggi Islam model Indonesia.

Amin menambahkan bahwa Lebanon tidak mempunyai kementerian agama seperti di Indonesia. Untuk menjembatani banyaknya aliran dalam agama Islam, pemerintah Lebanon membentuk Darul Fatawa sebagai wadah resmi yang diakui negara.

“Kami melihat, Indonesia mempunyai kesamaan dengan negara kami. Dimana meski Lebanon adalah negara kecil,  kami juga mempunyai keragaman budaya, etnis, dan agama,” kata Sheikh Amine el-Kurdi, mewakili rombongan.

“Kami juga siap menampung para siswa dari Indonesia, baik di tingkat menengah hingga pasca sarjana untuk belajar di Lebanon. Kami bertanggungjawab atas mereka dari paham-paham menyimpang yang berkembang di Timur Tengah,” dia menambahkan.

Para tamu dari Lebanon tersebut antara lain: Wakil Grand Mufti Republik Libanon yang juga Imam Masjid Negara al-Amin Beirut, Sheikh Amine el-Kurdi. Selain itu, Sheikh Abdul Hadi el-Khatib, Sheikh Bilal Baroudi, Sheikh Ali Mohamad Ghazzawi,  Abd al-Rahman Rifai, dan Mr Rabih Bakri Kasbah yang semuanya adalah jajaran pimpinan Darul Fatawa.(kemenag.go.id)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home