Loading...
RELIGI
Penulis: Endang Saputra 18:21 WIB | Jumat, 27 Maret 2015

Menag: Kita Semua Bisa Salah, Tapi Tidak Boleh Jahat

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. (Foto: Dok satuharapan.com/Endang Saputra)

JAKARTA,SATUHARAPAN.COM – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memberikan pesan khusus kepada aparatur Kementerian Agama saat peneguhan komitmen untuk implementasi sistem keuangan berbasis akrual.

Menurutnya, setiap aparatur bisa saja melakukan kesalahan, namun demikian tidak boleh melakukan kejahatan.

“Setiap kita bisa salah, tapi tidak boleh jahat,” pesan Menag di hadapan para pejabat Eselon I dan II Pusat, para Kakanwil Kemenag Provinsi, Pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan seluruh Indonesia saat peneguhan komitmen akan implementasi Sistem Pelaporan Keuangan Berbasis Akrual, Jakarta, Jumat (27/3). Sistem keuangan berbasis akrual memiliki fitur pencatatan dimana transaksi sudah dapat dicatat karena transaksi tersebut memiliki implikasi uang masuk atau keluar di masa depan.

Menurutnya, kesalahan adalah tindakan yang dinilai tidak sesuai dengan raturan yang ada yang dilakukan karena kekhilafan, ketidaktahuan, dan tidak ada niat untuk melakukan kesalahan itu. Sementara kejahatan adalah tindakan yang tidak sesuai ketentuan yang direncanakan karena ada maksud-maksud  tertentu, baik untuk memperkaya diri sendiri atau orang lain.

“Saya ingin menegaskan bahwa semua kita boleh jadi melakukan kesalahan. Tapi setiap kita tidak  boleh melakukan kejahatan,” kata dia.

Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih, transparan, akuntabel dan tata kelola yang baik, mulai tahun 2015 Kementerian Agama berkomitmen untuk menerapkan pelaporan keuangan dengan menggunakan sistem akuntasi berbasis akrual. Sistem ini akan menggantikan model akuntansi sebelumnya yang berbasis kas, yang teknik pencatatan ketika transaksi terjadi dimana uang benar-benar diterima atau dikeluarkan.

Menag menyadari bahwa salah satu tantangan Kemenag dalam implementasi sistem keuangan berbasis akrual ini adalah kurangnya SDM yang memiliki latar belakang pendidikan formal akuntansi.

“Ini tantangan, bukan kendala atau hambatan. Kita harus memaknainya sebagai tantangan karena pendidikan formal tidak juga menjamin kemampuan kita,” kata Menag.

Menurutnya, setiap orang sudah diberi anugerah untuk bisa memahami apa yang ingin didalami. Karenanya, Menag mengajak mengajak aparaturnya untuk tidak berkecil hati, meski tidak memiliki latar pendidikn formal berbasis akuntansi.

“Kita harus tunjukan kepada dunia bahwa Kementerian Agama bisa melakukan sistem akuntansi berbasis akrual,” kata dia.

“Yang kita lakukan adalah memerangi kejahatan, bukan kesalahan. Saya mengajak jajaran pengawas untuk bisa membedakan antara kesalahan dan kejahatan itu,” katanya. (kemenag.go.id)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home