Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta Widiadi 06:25 WIB | Selasa, 29 November 2016

Menag Luncurkan i-Santri di Situbondo

Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saefuddin mencoba aplikasi i-Santri saat rilis di Mahad Aly Salafiyah Syafiiyah, Situbondo, Jawa Timur. (Foto: kemenag.go.id)

SITUBONDO, SATUHARAPAN.COM – Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saefuddin melaunching Aplikasi i-Santri Digital Corner pada Ma'had Aly. Launching layanan buku dan kitab digital ini dilakukan di Mahasantri Digital Centre, Ma'had Aly Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyyah Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur, Senin (28/11).

Ma'had Aly adalah Perguruan Tinggi Keagamaan Islam yang menyelenggarakan pendidikan akademik dalam bidang penguasaan Agama Islam berbasis kitab kuning yang diselenggarakan pondok pesantren.

"Ma'had Aly harus dipahami sebagai wujud pelembagaan sistemik tradisi intelektual pesantren tingkat tinggi. Untuk itu, Kemenag akan memberikan dukungan," kata Menag.

Menurut Lukman Hakim, tantangan ke-ulamaan dan ke-kiaian semakin kompleks. Di samping penguasaan khazanah keislaman, ulama sekarang dituntut dapat merespon perubahan sosial yang diakibatkan kecanggihan teknologi, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan arus globalisasi.

i-Santri, kata Menag, hadir sebagai salah satu bentuk kehadiran dan dukungan Pemerintah terhadap eksistensi Mahad Aly. Aplikasi ini merupakan hasil kerjasama Kemenag dengan Perpustakaan Nasional dan Aksaramaya.

i-Santri merupakan aplikasi sosial media berbasis kitab kuning dan buku-buku referensi lainnya dalam bentuk digital yang dilengkapi digital library. Aplikasi ini menyediakan banyak buku dan kitab kuning yang dapat dipinjam dan dibaca oleh santri maupun masyarakat umum secara digital.

Selain di Situbondo, i-Santri juga akan dikembangkan di 12 Mahad Aly lainnya. Menag berharap, i-Santri Digital corner di 13 Ma'had Aly ini nantinya bisa menjadi instrument bagi penguatan tradisi akademik tafaqquh fiddin, sekaligus menegaskan kembali relasi ajaran Islam dengan perkembangan sosial, politik dan budaya.

"Semoga ke depan, para santri mampu memberikan kontribusi konseptual mengenai pola kehidupan beragama dalam bingkai kebangsaan dan kenegaraan sekaligus," kata dia.

"Jadi, istilah tawasuth, assalam, al-ukhuwwah dan at-taharum tidak sekedar menjadi terminologi pesantren, tapi juga bisa dipahami secara luas oleh masyarakat, sehingga penerapannya mampu membentuk masyarakat kita yang maju, bermartabat, berbudaya sekaligus beragama," lanjutnya.

Dalam kesempatan tersebut ada MoU antara Direktur PD Pontren dan Chief Executive Officer (CEO) Aksaramaya yang menciptakan Aplikasi i-Santri tersebut.

CEO Aksaramaya, Sulasmo sesaat setelah peluncuran Aplikasi, di depan Menag, mempresentasikan cara penggunaan i-Santri yang telah dihibahkan kepada Kemenag.

Hadir dalam Launching tersebut, sejumlah Ulama dan Kiai Jawa Timur, Bupati Situbondo Dadang Wigiarto, Staf Khusus Hadi Rahman, Direktur PD Pontren Mohsen, Kepala Pinmas Mastuki, Kabag TU Kanwil Jatim Mustain, dan lain sebagainya.

Ponpes Salafiyah Syafi'iyyah didirikan dan diasuh oleh (alm) KHR Syamsul Arifin pada 1908. Syamsul Arifin meninggal dunia pada 1951, lalu kepemimpinan pesantren digantikan putranya, KHR As'ad Syamsul Arifin hingga 1990. Sepeninggal Kyai Asad, pesantren diasuh oleh KHR Fawaid As'ad hingga tahun 2012. Kini, dengan santri mencapai 12.976, pesantren ini diasuh oleh KHR Ach Azaim Ibrahimy sejak tahun 2012. (kemenag.go.id)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home