Loading...
INSPIRASI
Penulis: Tjhia Yen Nie 01:00 WIB | Rabu, 03 Februari 2016

Menahan Diri

Belajar menahan diri Karena kita sering tidak tahu ada apa di baliknya.
Foto: istimewa

SATUHARAPAN.COM – Dengan kesal saya kembali melihat jam yang tertera pada handphone.  Sudah lebih dari setengah jam saya menunggu anak saya, namun ia tak kunjung keluar dari sekolahnya.  ”Tunggu saja, Bu… pintu keluar cuma satu, kok,” sahut Satpam setelah beberapa kali saya menanyakannya.  Saya gelisah membaca beberapa pesan yang masuk pada handphone karena saya sudah terlambat mengajar.

Tiba-tiba dia keluar dan tersenyum, namun saya menyambutnya dengan muka kecut.  Sepanjang jalan saya marahi dia karena begitu lama keluar dari sekolah, sedangkan saya sudah menunggunya tepat waktu.  Dia hanya terdiam, tidak menjawab. 

Tidak hanya itu, karena akhirnya saya pun harus membatalkan janji.  Saya menghukum anak saya sore itu dengan melarangnya menonton TV.

Keesokan paginya, suami saya menanyakan apakah saya tahu alasan dia keluar terlambat dari sekolah?  Saya jawab tidak karena dia diam saja. Kemudian suami saya menceritakan bahwa anak saya mengalami masalah ketika pelajaran biologi di laboratorium, preparat yang digunakan temannya pecah, dan dia dituduh melakukannya.  Dia juga harus membersihkan alat-alat tersebut, padahal bukan kesalahannya. 

Tiba-tiba terbayang saat anak saya keluar dari sekolah, tersenyum melihat saya yang menjemputnya.  Saya merasa bersalah sudah memarahinya sedemikian rupa, padahal dia mengalami hari yang buruk di sekolahnya.  

Segera saya masuk ke kamarnya, melihatnya masih tertidur nyaman, saya peluk dia dan membisikinya, ”Mama minta maaf ya, kalau kamu cerita tentang kejadian di lab, Mama pasti tidak ngomel dan menghukum Kamu kemarIn.”  

Dia terbangun melihat saya memeluknya, ”Gimana mau ngomong, Mama udah ngomong terus….” Saya memeluknya erat, ”Kamu harus ingatin Mama.” Dia tersenyum melihat saya, ”Tapi Mama kan memang begitu dari dulu… suka ngomel.”  Lalu kami saling tertawa.

Kejadian ini menjadi pelajaran berharga buat saya. Belajar menahan diri karena saya tidak tahu ada apa di baliknya.  Terima kasih untuk keluarga yang selalu menghangatkan hari-hari saya, kehangatan kasih kalian bak mentari yang menyinari kehidupan saya.

Email: inspirasi@satuharapan.com

Editor : Yoel M Indrasmoro


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home