Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 12:35 WIB | Sabtu, 25 Juli 2015

Mendikbud: Orientasi Boleh Dilakukan Asal Tanpa Kekerasan

Sejumlah siswa kelas VII mengikuti masa orientasi siswa (MOS) di SMP Fatahillah, Grogol, Jakarta, Senin (16/7). Masa orientasi siswa bertujuan untuk mengenalkan siswa pada lingkungan belajar yang baru agar memiliki kesiapan belajar yang lebih baik.(Foto: Antaranews/Dian Dwi Saputra)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan masa orientasi siswa tahun ajaran baru boleh dilakukan asal tanpa ada kekerasan di dalamnya.

"Orientasi siswa baru boleh dilaksanakan pada awal tahun ajaran baru, namun tidak boleh ada kekerasan di dalamnya," kata Anies, saat acara temu wartawan di Gedung Kemdikbud, Jakarta, Jumat (24/7).

Selain melarang praktik kekerasan dalam orientasi siswa baru, Anies juga mengatakan tidak boleh memungut biaya dari peserta didik baru.

Jika hal-hal tersebut terjadi, Anies menegaskan tanggung jawab akan dipikul pihak sekolah, khususnya kepala sekolah. "Guru dan kepala sekolah tanggung jawab melaksanakan MOS, mereka harus bisa mengendalikan masa orientasi. MOS tak boleh ada plonco. Jika terjadi, kepala sekolah yang tanggung jawab," katanya.

Anies juga mengatakan, demi memastikan tak adanya tindak kekerasan dalam masa orientasi, akan ada pengawasan ketat yang dilakukan dinas pendidikan setempat.

"Saya harap, dinas pendidikan di daerah jangan ragu memberi sanksi pada kepala sekolah karena tanggung jawabnya sudah diberikan. Orientasi itu adalah masa penunjukan rencana belajar, bukan pemuasan keinginan senior," ia mengingatkan.

Ketika ditanya, apakah perlu orientasi siswa baru dihapuskan karena sarat dengan tindak kekerasan, Anies mengatakan hal tersebut tidak perlu dihapus, yang penting adalah memastikan tidak boleh ada kekerasan di dalamnya. "Yang harus dihapuskan adalah tindakan `ponclo`-nya, bukan orientasinya karena kita harus sadari itu dibutuhkan," katanya.

Terkait dengan tugas yang biasanya diberikan kepada para peserta orientasi, Anies mengimbau, tugas yang diberikan harus logis dan mampu diterima akal sehat. "Karena institusi pendidikan jangan pernah meninggalkan akal sehat," katanya.

Tahun ajaran baru 2015-2016, akan dimulai pada pekan ketiga dan keempat bulan Juli dengan diisi oleh kegiatan orientasi siswa bagi peserta didik baru.

Sayangnya, kegiatan orientasi ini masih kerap bermasalah, terutama soal tindak kekerasan, yang dilakukan siswa senior kepada para juniornya.(Ant)

 

 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home