Loading...
INSPIRASI
Penulis: Yoel M Indrasmoro 01:00 WIB | Sabtu, 26 Juli 2014

Mengertikah Kamu Semuanya Itu?

Perumpamaan tentang harta terpendam karya Rembrandt (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM – ”Mengertikah kamu semuanya itu?” (Mat. 13:15).  Tanya Yesus kepada para murid. Dengan lugas para murid menjawab bahwa mereka sungguh mengerti makna perumpamaan yang diajarkan Yesus.

Para murid memahami bahwa hal Kerajaan Surga memang begitu tinggi nilainya. Bak harta terpendam di ladang, membuat orang yang menemukannya menjual segala miliknya, lalu membeli ladang itu saking girangnya. Bagai seorang pedagang yang menjual segala miliknya untuk membeli mutiara yang sangat berharga. Ada nilai tak terkira dalam Kerajaan Surga yang membuat banyak orang menganggap segala yang lain menjadi tak ada artinya.

Memang, relatif lebih mudah mengerti sebuah cerita, ketimbang mengalami sendiri kisah tersebut. Pertanyaan yang layak diajukan ialah seandainya kita adalah orang yang menemukan harta terpendam itu, apakah kita berani menjual segala milik kita untuk membeli ladang tersebut. Beranikah kita menganggap bahwa segala yang lain menjadi tidak ada apa-apanya? Nothing?

Kerajaan Surga menuntut kita melakukan pilihan. Ini atau itu. Tidak bisa kedua-duanya. Di titik ini mungkin kita akan terjebak dalam kompromi. Kita ingin kedua-duanya: sukacita duniawi dan surgawi, yang sering tak berjalan seiiring.

Inilah yang membuat kita mesti memilih. Di sini prioritas hidup menjadi dasar pilihan itu. Di sini nilai kita terhadap Kerajaan Surgalah yang menjadi standarnya.

Menghadapi kesulitan hidup yang makin berat—sakit nggak sembuh-sembuh, PHK, ekonomi memburuk, keretakan keluarga—kita acap kali tergoda untuk melakukan hal buruk. Bisa jadi kita mencari allah lain. Diri kita sendiri pun mungkin malah kita pahami sebagai allah. Kita berjuang sendirian dengan segenap kekuatan kita. Kita menjadi lupa akan Tuhan, Sang pemilik kehidupan.

Pertanyaannya, maukah kita bertahan? Beranikah kita menyerahkan segala khawatir kita kepada Tuhan. Masih inginkah kita bermadah, ”Yesus segala-galanya mentari hidupku. Sehari-hari Dialah Penopang yang teguh. Bila ‘kususah, berkesah, aku pergi kepada-Nya. Sandaranku, Penghiburku, Sobatku.” (Kidung Jemaat 396).

 

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home