Loading...
MEDIA
Penulis: Sabar Subekti 08:11 WIB | Jumat, 18 September 2020

Menjelang Pemilihan Presiden AS, Twitter Perketat Keamanan Akun Politisi dan Jurnalis

Twitter. (Foto ilustrasi: Ist)

SATUHARAPAN.COM-Twitter pada hari Kamis (17/9) mengumumkan pengetatan keamanan politisi terkenal, kampanye dan jurnalis sebagai "langkah pencegahan kritis" menjelang pemilihan presiden Amerika Serikat.

Twitter akan menerapkan sistem yang lebih canggih untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan dan meningkatkan pertahanan yang dimaksudkan untuk menghalangi peretas mengambil alih akun, menurut platform media sosial itu.

"Menerapkan langkah-langkah keamanan ini merupakan pencegahan kritis," kata tim keselamatan perusahaan teknologi itu dalam sebuah posting blog dikutip AFP.

Twitter menyatakan bahwa mereka "berfokus pada menjaga akun-akun profil tinggi di Twitter aman dan terlindungi selama pemilihan presiden AS 2020."

Akun yang ditargetkan untuk peningkatan keamanan termasuk politisi federal dan negara bagian; partai-partai politik; kandidat; kampanye presiden, dan jurnalis yang meliputnya.

Akun semacam itu akan diminta untuk menggunakan kata sandi yang kuat, dan Twitter akan mengaktifkan pengaturan yang memerlukan konfirmasi melalui email atau nomor telepon untuk mengatur ulang kata sandi.

Twitter juga mendorong orang yang mengelola akun tersebut untuk menggunakan otentikasi dua faktor yang memerlukan validasi cadangan, misalnya kode konfirmasi yang dikirim melalui pesan teks, saat masuk.

Tim keselamatan mengatakan sedang menerapkan dari pelajaran yang didapat dari insiden sebelumnya.

Peretas pada bulan Juli mengambil alih lusinan akun Twitter profil tinggi dengan serangan yang menipu beberapa karyawan untuk menyerahkan kredensial mereka, menurut perusahaan.

Insiden oleh penipu bitcoin berasal dari serangan "spear phishing" yang menipu karyawan tentang asal pesan, kata Twitter.

Sementara peretasan besar-besaran itu menipu orang-orang untuk uang, itu memicu kekhawatiran bahwa akun yang sah dapat disita oleh karakter jahat untuk mempengaruhi pemilihan atau menyebabkan konflik.

Twitter dan platform media sosial lainnya berada di bawah tekanan untuk berhenti digunakan menyebarkan informasi yang salah atau memperburuk perpecahan sosial, menjelang pemilihan presiden AS pada bulan November.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home