Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 09:21 WIB | Rabu, 13 Januari 2021

Menlu AS: Iran Jadi Basis Baru Al Qaeda

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, berbicara di National Press Club di Washington DC pada hari Selasa (12/1/2021). (Foto: AFP)

WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Menteri Luar Negeri Amerika Serikat. Mike Pompeo, mengatakan bahwa kelompok teroris Al Qaeda mendirikan pangkalan baru di Iran, tetapi dia tidak memberikan bukti konkret.

"Kehadiran Al-Masri di Iran menunjukkan alasan mengapa kita berada di sini hari ini... Al Qaeda memiliki basis baru: itu adalah... Iran," katanya dalam sambutan yang disampaikan di National Press Club di Washington DC, hari Selasa (12/1).

Dia menambahkan: "Hari ini, kami menarik perhatian pada sifat hubungan Iran dan Al Qaeda dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk menghancurkan Al Qaeda dan hubungannya dengan Iran. Kami mendesak semua negara untuk melakukan hal yang sama, untuk kebaikan negara kita, dan dunia bebas."

The New York Times melaporkan pada bulan November bahwa Abu Muhammad Al-Masri dari Al Qaeda, yang dituduh membantu mendalangi pemboman tahun 1998 di dua kedutaan besar AS di Afrika, ditembak mati oleh operasi Israel di Iran. Iran membantah laporan itu, dengan mengatakan tidak ada "teroris" Al Qaeda di wilayahnya.

Pompeo mengatakan: "Teheran memberikan perlindungan kepada para pemimpin senior kelompok teror saat mereka merencanakan serangan terhadap Amerika dan sekutu kami. Memang, sejak 2015, Teheran telah mengizinkan tokoh-tokoh Al Qaeda di negara itu untuk secara bebas berkomunikasi dengan anggota Al Qaeda lainnya dan melakukan banyak hal, fungsi yang sebelumnya diarahkan dari Afghanistan dan Pakistan, termasuk otorisasi untuk serangan, propaganda, dan penggalangan dana."

"Poros Iran-Al Qaeda menjadi ancaman besar bagi keamanan negara dan tanah air Amerika sendiri, dan kami mengambil tindakan," tambahnya.

Menlu Iran: Kebohongan

Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, mengatakan bahwa tuduhan Pompeo adalah "kebohongan terbaru" dan mengklaim bahwa tidak ada "teroris" 11 September yang datang dari Iran.

"(Dengan) klaim 'deklasifikasi' Iran dan AQ (Al Qaeda) fiktif, (Pompeo) secara menyedihkan mengakhiri karirnya yang membawa bencana dengan lebih banyak kebohongan yang menghangatkan hati," tweet Zarif.

Pompeo mengumumkan penunjukan pemimpin Al Qaeda, Muhammad Abbatay, juga dikenal sebagai Abd Al-Rahman Al-Maghrebi, dan Sultan Yusuf Hasan Al-Arif sebagai Teroris Global yang Ditunjuk Khusus. Dia juga mengumumkan hadiah hingga sebesar US$ tujuh juta untuk setiap informasi yang mengarah ke lokasi dan identifikasi "pemimpin kunci kelompok teroris Al Qaeda yang berbasis di Iran" Abbatay, juga dikenal sebagai Al-Maghrebi.

Tuduhan sebelumnya oleh pemerintahan George W. Bush tentang hubungan Iran dengan serangan Al Qaeda pada serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat telah didiskreditkan. Namun laporan telah muncul selama bertahun-tahun tentang operasi Al Qaeda yang bersembunyi di Iran. Syiah Iran dan Al-Qaeda, sebuah kelompok Muslim Sunni, telah lama menjadi musuh sektarian.

Dampak Sanksi pada Iran

Di Twitter, Pompeo mengatakan sanksi AS terhadap Iran mengambil lebih dari dua juta barel minyak Iran sehari dari pasar. Dia menambahkan: "Berkat sanksi kami, anggaran militer yang diusulkan Iran turun 24 persen tahun ini. Kami telah menargetkan lebih dari 1.500 individu dan entitas, merampas rezim sebesar US$ 70 miliar yang akan digunakan untuk mendanai terorisme, rudal balistik, dan program nuklir."

Pompeo menekankan: "AS tidak akan pernah mengizinkan negara sponsor terorisme terbesar di dunia (Iran) untuk dengan bebas membeli dan menjual pesawat, tank, rudal, dan jenis senjata konvensional lainnya."

Pemerintahan Presiden Donald Trump yang akan segera berakhir semakin meningkatkan tekanannya pada rezim Iran dengan lebih banyak sanksi yang menargetkan beberapa industri dan pejabat di Teheran.

Ketegangan antara Washington dan Teheran, yang telah meningkat sejak 2018 ketika Trump secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran tahun 2015, mencapai puncak bersejarah Januari lalu ketika AS membunuh Qassem Soleimani, mantan komandan Pasukan Quds, jaringan luar negeri Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran. (Reuters/Al Arabiya)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home