Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 05:45 WIB | Jumat, 25 September 2020

Menlu Empat Negara Bahas Perdamaian Israel dan Palestina

Menteri Luar Negeri Mesir, Yordania, Prancis dan Jerman berpartisipasi dalam pertemuan empat pihak tentang Palestina di Amman, Yordania. (Foto: MFA)

AMMAN, SATUHARAPAN.COM-Menteri Luar Negeri dari Mesir, Yordania, Jerman dan Prancis bertemu di Amman, Yordania untuk  menyatukan pandangan tentang proses perdamaian dan cara menyelesaikan konflik Palestina-Israel.

Menlu Mesir, Sameh Shoukry, dikutip Al Ahram, hari Kamis (24/9) mengatakan bahwa ertemuan di Amman untuk mencari solusi komprehensif dan adil untuk perjuangan Palestina dan mencapai solusi dua negara.

“Kami berupaya menemukan kerangka kerja baru yang menarik partisipasi pihak (yang berkonflik) menuju interaksi yang lebih besar untuk mendorong proses perdamaian dan mencapai formula untuk mengakhiri konflik,” katanya.

Shoukry menyebutkan ada komunikasi dengan Otoritas Palestina untuk meningkatkan upaya yang bertujuan mendirikan negara Palestina berdasarkan kesepakatan internasional.

Menlu Mesir menyatakan bahwa perjanjian perdamaian yang ditandatangani Israel dengan Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain merupakan perkembangan penting yang akan mengarah pada interaksi dan dukungan yang lebih besar untuk mencapai perdamaian yang komprehensif di kawasan tersebut atas dasar legitimasi internasional.

Mesir menyambut baik perjanjian perdamaian baru-baru ini antara Israel dan UEA dan Bahrain sebagai langkah menuju perdamaian di Timur Tengah. Mesir dan Yordania, termasuk dua negara yang lebih dulu membuat perjanjian perdamaian dengan Israel.

Solusi Dua Negara

Kairo mendukung solusi dua negara, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara Palestina berdasarkan perbatasan tahun 1967 dan menurut resolusi Dewan Keamanan PBB. Mesir telah berulang kali menyatakan penolakannya terhadap rencana Israel untuk mencaplok Tepi Barat dan menyerukan dihidupkannya kembali proses perdamaian.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi, mengatakan tidak ada perdamaian yang komprehensif tanpa solusi dua negara, menambahkan bahwa bola sekarang berada di pengadilan Israel untuk memilih antara perdamaian dan mempertahankan status quo.

“Kami semua khawatir tentang kebuntuan dalam negosiasi Israel-Palestina, dan kami harus melanjutkan upaya kami. Pertemuan ini adalah yang kedelapan dari jenisnya, dan kami sedang mengusahakannya untuk melakukan pembicaraan serius untuk mencapai perdamaian yang adil,” katanya.

Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian, mengatakan bahwa baik Palestina maupun Israel ingin menemukan solusi untuk konflik tersebut, namun tidak dengan mengorbankan keduanya. Dia juga memuji perjanjian perdamaian baru-baru ini antara UEA, Bahrain dan Israel, dengan mengatakan mereka akan membantu membawa stabilitas di kawasan itu.

"Kami bertujuan untuk mencapai solusi dua negara... dan penangguhan oleh Israel atas rencana aneksasi Tepi Barat harus final," katanya.

Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas, yang membatalkan perjalanannya ke Yordania karena karantina virus corona, mengatakan melalui konferensi video bahwa perjanjian perdamaian antara UEA dan Bahrain dengan Israel menunjukkan bahwa perdamaian di kawasan itu dimungkinkan.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home