Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 14:49 WIB | Senin, 20 Februari 2017

Menristekdikti Tinjau Pengembangan Tulang Implan Dalam Negeri

Menristekdikti Mohamad Nasir. (Foto: kopertis12.or.id)

SURABAYA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Ristekdikti Nasir meninjau proyek pengembangan tulang tanam/implan SS16L produksi dalam negeri, hasil kerja sama pemerintah dengan PT Zenith Allmart Precisindo di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (20/2).

"Hasil riset BPPT implan tulang ini mendukung kebutuhan negara untuk kesehatan. Membantu meringankan pembiayaan BPJS Kesehatan juga," katanya.

Dia mengatakan, dengan adanya produksi tulang tanam oleh industri lokal akan membawa konsekuensi harga tulang implan lebih hemat. Dampaknya, BPJS Kesehatan tidak menanggung beban besar dalam menyediakan dana untuk penerima manfaat santunan kesehatan yang membutuhkan tulang implan.

Hingga akhir Januari 2017, peserta BPJS telah menyentuh 172.968.076 orang. Terjadi ketidakseimbangan pembiayaan untuk pemasukan dana kapitasi dengan pengeluaran BPJS Kesehatan yang mengalami defisit Rp5,8 triliun pada 2015 dan meningkat menjadi Rp6,7 triliun di tahun 2016.

Untuk mengurangi defisit itu, kata Nasir, sangat diperlukan pengembangan alat kesehatan yang berkualitas dan murah melalui pengembangan industri alat kesehatan dalam negeri.

Dia mengatakan, sejauh ini produk alat-alat kesehatan masih didominasi produk impor sebesar 94 persen, sementara sisanya adalah produk lokal. Sementara nilai ekspor alkes pada 2014 mencapai 750 juta dolar AS (Rp10 triliun).

Dalam proyek kerja sama pemerintah dengan Zenith itu, Kementerian Ristekdikti menggulirkan pendanaan insentif inovasi industri, lewat proses produksi percobaan pada 2015 untuk pembuatan tiga jenis implan tulang untuk menghasilkan 500 keping prototipe.

Pada 2016, produksi percobaan pembuatan prototipe 15 jenis implan tulang yang banyak digunakan oleh dokter ahli orthopaedi telah menghasilkan 900 keping prototipe implan.

Selanjutnya pada 2017 dilanjutkan untuk dana pendampingan pada industri untuk proses pengurusan sertifikasi produksi dan izin edar sesuai standar kesehatan.

Kementerian Ristekdikti menargetkan agar tulang tanam jenis SS16L itu, segera mendapatkan izin edar dilanjutkan untuk memperoleh e-catalog, sehingga alat kesehatan implan tulang yang berkualitas dan murah dapat dihasilkan oleh industri alat kesehatan dalam negeri.(Ant)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home