Loading...
INDONESIA
Penulis: Bayu Probo 15:18 WIB | Selasa, 31 Mei 2016

Menteri Luar Negeri Norwegia Kunjungi Presiden Joko Widodo

Presiden Joko Widodo (kiri) berjalan bersama Menteri Luar Negeri Norwegia Borge Brende (kanan) usai melakukan pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (31/5). Kunjungan kehormatan tersebut untuk meningkatkan hubungan bilateral dan kerja sama kedua negara. (Foto: Antara/Widodo S. Jusuf)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Presiden Joko Widodo menerima kunjungan kehormatan delegasi Menteri Luar Negeri Norwegia di Istana Merdeka Jakarta, Selasa (31/5).

Delegasi Menteri Luar Negeri Norwegia ini terdiri dari Berge Brende (Menteri Luar Negeri Norwegia), Stig Traavik (Duta Besar Norwegia untuk Indonesia), Gunn Jorid Roset (Direktur Hubungan Regional), Anne Kirsti Karlsen (Deputy Director of the Secretariat of the MoFA), Peder Egseth (Penasihat Politik Kementerian Luar Negeri Norwegia), Elisabeth Hallenstvedt (penasihat).

Sedangkan Presiden Jokowi didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Kepala Staf Presiden, Teten Masduki.

Retno mengatakan kunjungan Menteri Luar Negeri Norwegia Berge Brende merupakan kunjungan pertama setelah dilantik jadi menteri.

“Sebenarnya beliau (Berge Brende) sudah berkali-kali berkunjung ke Indonesia,” ungkap Retno.

Menlu mengungkapkan Presiden menekankan bahwa kerja sama Indonesia-Norwegia memiliki dua prioritas, yakni kerja sama bidang lingkungan hidup dan bidang perikanan.

Retno mengatakan bidang lingkungan hidup, Presiden berharap kerja sama Indonesia-Norwegia segera mengimplementasikan REDD+ yang pelaksanaannya telah dimulai sejak 2010.

Dalam kerja sama ini, Norwegia menyuntikkan dana 1 miliar dolar AS kepada REDD+ untuk pengurangan emisi karbon.

Retno mengungkapkan REDD+ ini ada tiga fase, yakni fase persiapan, fase transformasi dan fase implementasi. “Dan saat ini dalam fase peralihan fase pertama dan kedua,” ungkapnya.

Dia mengatakan Presiden memberi arahan kerja sama REDD+ ini agar dipercepat implementasinya dan diminta kerja sama lebih erat dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) serta Badan Restorasi Gambut.

Sedangkan dalam bidang perikanan, yakni illegal fishing (pencegahan pencurian ikan), perikanan budidaya dan pengelolaan ikan secara bertanggung jawab.

Sementara dari pihak Norwegia ingin meningkatkan kerja sama bidang perdagangan dan investasi dengan Indonesia, kata Retno. (Ant)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home