Loading...
EKONOMI
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 16:16 WIB | Jumat, 06 Maret 2015

Menteri Susi Geram Ada Kapal Asing Lewati ZEE Indonesia

Menteri Susi Geram Ada Kapal Asing Lewati ZEE Indonesia
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti sedang memantau kapal-kapal yang beroperasi di perairan laut Indonesia melalui alat pemantau di kantornya Jalan Ridwan Rais Jakarta Pusat, Jumat (6/3). (Foto: Diah A.R)
Menteri Susi Geram Ada Kapal Asing Lewati ZEE Indonesia
Sebuah kapal (garis biru) terdeteksi melewati Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia (garis merah putus-putus).

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudiastuti sempat geram ketika melihat laporan alat monitoring kapal mendeteksi adanya kapal asing yang diduga berasal dari Timor Timur melewati batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.

Setelah diselidiki ternyata kapal tersebut adalah kapal angkut Indonesia bernama Bandar Nelayan 2008 berkapasitas 171 gross ton (GT) berkecepatan lebih dari enam knot yang diduga sedang melakukan bongkar muat (transhipment) di laut pada Jumat (6/3).

“Kapal angkut Indonesia dari East Timor (Timor Timur) mau ngapain? Kenapa kapal angkut Indonesia dari East Timor, kalau laut dari East Timor ya punya East Timor,” kata Susi di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan Jalan Ridwan Rais Jakarta Pusat, Jumat (6/3).

Sekretaris Jenderal Asosiasi Tuna Longline Indonesia (ATLI) Dwi Agus Siswaputra yang kebetulan sedang berkunjung ke kantor Menteri Susi dengan beberapa rekannya mengelak bahwa kapal tersebut sedang melakukan transhipment.

Dia mengaku kenal dengan pemilik kapal yang termonitor itu bernama Ahok berasal dari Sorong, Papua. Kebetulan, Ahok juga adalah salah satu anggota ATLI. Dwi kemudian menjelaskan bahwa kapal tersebut hanya mengambil cumi kemudian dibawa pulang ke Benoa, Bali.

“Dia (Ahok) ambil cumi dari Sorong dibawa ke Bali. Nanti dicek saja kalau sudah masuk. Port to port, Bu. Bukan transhipment,” kata Dwi.

Dwi juga menambahkan bahwa East Timor bukanlah pasar sasaran Indonesia karena jika dilihat dari sisi ekonomi masyarakat Timor Timur tidak mampu membeli ikan. “East Timor mana mampu beli ikan, hidup saja susah,” kata dia.

Namun Menteri Susi menyanggah penjelasan Dwi. Menurutnya justru ikan dari Timor Timur banyak dibeli oleh orang dari Tiongkok.

“Tapi sekarang RRT (Tiongkok) belinya di sana (Timor Timur), Pak. Jangan salah!” kata Susi menegaskan.

Hingga saat ini masih diselidiki apa yang sedang dilakukan kapal Bandar Nelayan 2008 tersebut selama satu minggu terakhir. Kemudian, baru bisa disimpulkan apakah mereka melakukan transhipment atau tidak.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home