Loading...
INSPIRASI
Penulis: Yoel M Indrasmoro 08:40 WIB | Minggu, 05 April 2020

Menyambut Sang Raja

Saat alam berseru memuliakan Tuhan, mungkin kita akan jadi malu sendiri.
Sang Raja memasuki Yerusalem (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM – ”Aku berkata kepadamu: Jika mereka ini diam, maka batu ini akan berteriak” (Luk. 19:40). Demikianlah jawaban Yesus Orang Nazaret terhadap permohonan beberapa orang Farisi. Mereka mungkin takut jika pujian nyaring para murid mengundang kerusuhan.

Perhatikan pujian mereka: ”Terpujilah Dia yang datang sebagai Raja dalam nama Tuhan, damai sejahtera di surga dan kemuliaan di tempat yang mahatinggi!” (Luk. 19:38). Para murid itu menyatakan dengan jelas bahwa Yesus itu Raja.

Kalimat ini bisa diartikan sebagai upaya subversib. Herodes, raja boneka Romawi, tentu tak senang dengan pernyataan ini karena merasa ada saingan. Penjajah Romawi tentu lebih tak senang lagi karena bisa menyulut pemberontakan. Orang Farisi yang turut dalam iringan orang banyak itu agaknya khawatir akan dampak pujian itu.

Lukas dengan jelas mengatakan bahwa seruan para murid itu bukan tanpa sebab. Perhatikan catatan Lukas: ”Ketika Ia mendekati Yerusalem, di tempat jalan menurun dari Bukit Zaitun, mulailah semua murid yang mengiringi Dia bergembira dan memuji Allah dengan suara nyaring oleh karena segala mukjizat yang telah mereka lihat” (Luk. 19:37).

Menurut Lukas, seruan itu sungguh wajar karena para murid telah mengalami segala mukjizat. Mereka sudah menyaksikan dengan mata kepala mereka sendiri bahwa Yesus adalah Raja dalam nama Tuhan. Dan hanya Raja dalam nama Tuhanlah yang mampu melakukan segala mukjizat itu. Yang tak wajar adalah kalau mereka diam.

Memuji Allah merupakan keniscayaan karena kita sudah merasakan semua hal yang baik dari Allah. Pujian sejatinya merupakan pengakuan. Ketika kita yang telah merasakan semua kebaikan Allah itu diam, maka batu-batu akan berteriak. Sebab batu-batu itu juga merupakan saksi dari semua kebaikan Allah.

Ketika alam berseru memuliakan Tuhan, mungkin kita akan jadi malu sendiri. Nah, daripada malu, mari kita terus memuji Allah!

Editor : Yoel M Indrasmoro


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home