Loading...
INSPIRASI
Penulis: Katherina Tedja 04:00 WIB | Minggu, 26 April 2015

Merengkuh Perkawinan

Jangan biarkan gengsi membuatmu berhenti merengkuh perkawinanmu.
Foto: istimewa

SATUHARAPAN.COM – Sebuah selancar di dunia maya untuk mencari seorang teman lama telah membawa saya ke laman facebook ”wanita itu”. Dia bukan teman yang saya cari… tetapi dia bisa saja menjadi salah seorang dari sahabat saya…. Bisa saja dia adalah adik kelas pada salah satu jenjang pendidikan yang pernah saya tempuh. Barangkali seorang kenalan yang diperoleh karena saling lempar senyum pada antrean swalayan… atau barangkali ketika kami kebetulan duduk pada meja yang berseberangan di sebuah kafe.

Namun, bukan begitu cara saya mengenalnya. Saya dan segenap penyimak berita mengenalnya sebagai jasad dalam mobil yang di parkir di depan bandara. Betapa Sang Nasib sungguh-sungguh mahabercanda. Kelakarnya luar biasa keterlaluan….

Bagaimana tidak…! Ia hanya ibu normal baik-baik yang hangat dan sangat mengasihi dan dikasihi anak-anaknya. Sahabat yang peduli, gaul dan ceria. Istri cantik dari seorang suami yang gagah.… Tetapi, sengaja atau pun tidak… dia telah membuka kesempatan untuk ”peristiwa” mengenaskan itu terjadi. Ah… hati saya tidak rela…. Apa yang salah?

Menelusuri pesan yang diunggahnya di laman tersebut… saya menemukan pernyataan ini: ”Malam ini aku melihatmu tertidur… ingin kumemelukmu… ingin aku ucapkan berjuta cinta ditelingamu… tapi ego menghentikanku….” Puisi 17 baris itu ditutup dengan rangkaian kapital ”TERNYATA AKU SANGAT MENCINTAIMU.” Diunggah hanya 4 tahun sebelum kematiannya. Dan enam bulan sebelum itu, diunggahnya sebuah poster dengan pesan yang gamblang: ”I love my husband.”

Andaikan saja wanita itu menyingkirkan ego yang tidak perlu dan melakukan apa yang hampir dilakukannya… andai saja Sang Suami terbangun dan melihat cinta yang memercik di mata istrinya… andai saja ia kembali melihat unggahan itu dan menyingkirkan egonya sendiri… andai saja….

Seribu pengandaian tidak lagi berguna. Telah dipungutnya sebuah cinta semu yang dikiranya sejati…. Dan ia membayarnya dengan sangat mahal… hidupnya berakhir di tangan Sang Pacar. Ah… hati saya turut berduka….

Selamat jalan teman… kepergianmu memang tragis…. Namun, tidak sepenuhnya sia-sia jika ada orang mau belajar dari apa yang kau alami… ”Jangan biarkan gengsi membuatmu berhenti merengkuh perkawinanmu…. Jangan pernah!”

 

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home