Loading...
INDONESIA
Penulis: Melki Pangaribuan 15:47 WIB | Senin, 28 Oktober 2019

Meriahkan Sumpah Pemuda, Menari Soreng Tercatat Rekor Muri

Meriahkan Sumpah Pemuda, Menari Soreng Tercatat Rekor Muri
Belasan ribu orang menari soreng di Kabupaten Magelang tercatat rekor Muri (Foto: Antara)
Meriahkan Sumpah Pemuda, Menari Soreng Tercatat Rekor Muri
Bupati Pekalongan Asif Kholbihi bersama Kepala Kepolisian Resor Pekalongan AKBP Aris Tri Yunarko dan peserta upacara ikut terbawa menari tarian Papua dengan alunan musik yang energik. (Foto: Antara)

MAGELANG, SATUHARAPAN.COM - Sebanyak 12,276 orang menari soreng dalam memeriahkan Hari Sumpah Pemuda 2019 di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, berhasil masuk Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) 

Menari soreng secara kolosal tersebut diselenggarakan di Lapangan drh. Soepardi dan Jalan Soekarno-Hatta Mungkid, Kabupaten Magelang, Senin (28/10).

Senior Menejer MURI, Sri Wudayati mengatakan dalam kegiatan ini MURI mencatat dua rekor sekaligus, yakni  pembacaan ikrar sumpah pemuda dengan peserta penari terbanyak, yakni 12.276 pemari dan pagelaran tari soreng dengan jumlah penari terbanyak 12.276 penari.

"Kegiatan ini resmi kami catat sebagai rekor MURI dengan nomor urut 9.263 dan 9.264 kami anugerahkan penghargaannya kepada Pemkab Magelang dan kepada Bupati Magelang Zaenal Arifin dan Wakil Bupati Magelang Edi Tjahyana selaku pemrakarsa," katanya.

Bupati Magelang Zaenal Arifin mengatakan pergelaran tari soreng kolosal ini selain untuk melestarikan budaya juga untuk menggelorakan semangat persatuan dan kesatuan dalam menjaga dan mengelola Negara Kesatiuan Republik Indonesia.

"Kita berdayakan seluruh potensi di Kabupaten Magelang termasuk seni soreng ini. Jadi dengan seluruh potensi yang ada maka kami mengajak seluruh elemen yang ada di Kabupaten Magelang, mari kita bergerak ke arah yang lebih positif dengan bidangnya masing-masing," katanya.

Ia menuturkan dipilih tari soreng dalam kegiatan ini, kebetulan tari soreng ini pernah tampil di Istana Negara pada perayaan 17 Agustus 2019, dengan momentum itu dicoba untuk menggali, mengeksplor seni soreng ini secara lebih dalam lagi dan tentunya juga akan mengangkat seni-seni yang lain, tetapi kebetulan saat ini seni soreng dikembangkan lebih dulu.

"Tentunya semua seni akan kita kembangkan," katanya.

Ketua Harian Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) Kabupoaten Magelang Mul Budi Santoso mengatakan tari soreng merupakan latihan keprajuritan, kesenian ini sebenarnya bukan dari Magelang, tetapi dari Demak.

"Kesenian ini lebih banyak tumbuh dan berkembanmg di Kabupaten Magelang, terutama di lereng Merapi dan Merbabu, dari momentum ini kita diberi kesempatan main di Istana Negara dalam rangka 17 Agustus 2019," katanya.

Ia mengatakan sebenarnya semua kesenian digemari dan disenangi masyarakat Kabupaten Magelang, tetapi ada satu kesenian yang memang dari musiknya, gerakan-gerakannya kemudian semangat mulai dari penarinya dan sebagainya pada kesempatan ini baru kesenian soreng yang diangkat, tetapi ke depan akan diangkat semua kesenian di Kabupaten Magelang.

Tarian Papua Meriahkan Upacara Peringatan Sumpah Pemuda Di Pekalongan

Kegiatan upacara Hari Sumpah Pemuda di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, yang dilaksanakan di Lapangan Alun-Alun Kajen, Senin (28/10), dimeriahkan sejumlah tarian asli asal Papua yang dibawakan oleh para siswa asal provinsi bagian timur Indonesia itu.

Bupati Pekalongan Asif Kholbihi bersama Kepala Kepolisian Resor Pekalongan AKBP Aris Tri Yunarko dan peserta upacara ikut terbawa menari dengan alunan musik yang energik.

Bupati Asip mengatakan, upacara peringatan ke-91 Sumpah Pemuda ini dihadiri oleh mahasiswa dari delapan perguruan tinggi yang ada di daerah setempat.

Selain itu, kata dia, beberapa siswa-siswi asal Papua yang bersekolah di SMAN 1 Bojong juga ikut menyemarakan acara upacara Sumpah Pemuda.

"Mereka (siswa-siwi asal Papua) tadi mengajak kita semua yang hadir untuk menari tarian asli Papua, yaitu tari Yosofa yang sangat energik. Tarian itu akan menjadikan kita sehat karena senantiasa bergerak," katanya.

Ia mengatakan, makna upacara Sumpah Pemuda yang disampaikan pada peserta ini adalah pemkab akan terus memotivasi agar generasi muda harus rajin belajar, tekun, inovatif, kreatif, dan progresif, serta berani menghadapi tantangan dunia.

Pada kesempatan itu, pemkab juga memberikan penghargaan kepada para pemuda berprestasi seperti membuat bahan sampah menjadi pavling block dan membuat obat kurang darah dari bahan herbal.

"Kami akan mengumpulkan para pemenang lomba baik tingkat kabupaten maupun provinsi untuk diajak berdiskusi agar karya mereka secara ekonomi menambah nilai lebih," katanya. (Ant)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home