Loading...
DUNIA
Penulis: Eben E. Siadari 09:42 WIB | Jumat, 09 Oktober 2015

Merkel: Untuk Apa Jadi Kristen Bila Menolak Pengungsi Muslim?

Kanselir Jerman, Angela Merkel, diunggulkan untuk memenangi Nobel Perdamaian 2015 yang akan diumumkan pada hari Jumat (9/10/2015) di Oslo, Norwegia. (Foto: DPA)

BERLIN, SATUHARAPAN.COM – Kanselir Jerman, Angela Merkel, kembali menegaskan keteguhan sikapnya pada kebijakannya untuk menerima pengungsi. Ia mengecam negara-negara Eropa Timur yang memasang pagar baru di Eropa, yang mencerminkan ketidaksudian belajar dari kenangan hidup pahit mereka ketika berada di balik Tirai Besi tatkala masih jadi negara Komunis. Ia juga mengkritik sikap pilih kasih dalam menerima pengungsi, dan mengatakan apa gunanya membela orang-orang Kristen di seluruh dunia, sementara menutup pintu bagi pengungsi Muslim.

Dalam sebuah pertemuan dengan Parlemen Eropa, pada hari Rabu (7/10), Merkel menceritakan pengalamannya sendiri yang tumbuh di negara Komunis, Jerman Timur. Dan ia mengeritik para pemimpin Eropa Timur, termasuk Perdana Menteri Hongaria, Viktor Orban, yang mengumumkan akan membangun pagar penghambat baru di Eropa, seolah melupakan bahwa mereka dulu justru ingin merobohkan tembok serupa yang mengisolasi mereka selama Perang Dingin.

"Kita orang-orang Eropa Timur -- saya sendiri menganggap diri sebagai orang Eropa Timur -- telah melihat bahwa isolasi tidak membantu," kata dia.

"Para pengungsi tidak akan berhenti jika kita hanya membangun pagar, dan saya sudah tinggal di belakang pagar cukup lama," kata Merkel, sebagaimana dilansir oleh The Telegraph.

Komentar Merkel tersebut muncul dalam pertemuan pribadi dengan anggota Fraksi Partai Rakyat Eropa di parlemen Eropa, namun rinciannya bocor ke situs Politico.

Meskipun Merkel tidak menyebutkan nama Orban, komentarnya adalah referensi yang jelas untuk pagar perbatasan yang dibangun  Hongaria sepanjang perbatasan selatan untuk menjaga agar pengungsi tetap berada di luar.

"Mereka yang menganggap mereka beruntung dapat hidup dan menyaksikan akhir Perang Dingin, sekarang malahan berpikir bahwa seseorang bisa hidup di luar perkembangan globalisasi. Itu sangat mengganggu saya dan benar-benar aneh," kata dia, sebagaimana dikutip oleh Politico.

"TIdak bisa diterima, bahwa di satu sisi kita menyetujui pergerakan orang dan barang yang bebas, tetapi beberapa negara mengatakan 'ini kita tidak bisa lakukan, dan bahwa kita tidak bisa, dan kita tidak bisa menerima orang Suriah, karena kita tidak  siap.'"

Sebagai catatan, Hongaria, Republik Ceko dan Slovakia telah menentang rencana Uni Eropa untuk membagi pengungsi secara merata di antara negara-negara anggota.

"Ketika seseorang mengatakan 'Ini bukan Eropa, saya tidak akan menerima Muslim,' Saya harus mengatakan, ini tidak bisa ditawar," kata Merkel.

Sebelumnya, Orban telah mengklaim bahwa "nilai-nilai Kristen" Eropa berada di bawah ancaman dari para pengungsi Muslim. Namun, Merkel dengan tegas menepis anggapan itu dan kembali mengingatkan bahwa nilai-nilai Kekristenan justru harus menunjukkan sikap lebih ramah.

"Siapakah kita ini yang ingin membela orang-orang Kristen di seluruh dunia, jika kita mengatakan kita tidak akan menerima seorang Muslim atau masjid di negara kita? Itu tidak akan kita lakukan, "kata Merkel.

Komentar Merkel merupakan pembelaan atas keputusannya sendiri untuk memungkinkan ratusan ribu pencari suaka ke Jerman dalam sebuah wawancara televisi.

"Kita tidak bisa menutup perbatasan," kata Merkel, bersikeras bahwa krisis pengungsi adalah realitas politik Eropa yang tidak dapat dicegah.

"Jika kita membangun pagar, orang akan menemukan cara lain," kata dia. "Tidak ada menghentikan kedatangan (pengungsi)."

Dalam sebuah wawancara yang panjang dengan Anne Will dalam sebuah talk show,  Merkel bersikeras dia tidak akan mundur dari kebijakannya tentang pengungsi, yang telah membuat namanya favorit untuk memenangi Hadiah Nobel Perdamaian tahun ini.

"Bukan dalam kendali kita berapa banyak pengungsi yang datang ke Jerman," kata  Merkel. Ia menambahkan bahwa pengungsi bukan lah "orang-orang yang gegabah memutuskan akan meninggalkan negara mereka," melainkan, "mereka yang melarikan diri demi hidup."

Merkel menolak berkomentar tentang spekulasi dia akan memenangi Hadiah Nobel. "Perdebatan tentang itu membuat saya tertekan," jata Merkel.

Tapi dia mengakui krisis pengungsi telah mengambil sebagian besar perhatian dan waktunya."Anda bisa percaya pada saya, saya benar-benar sibuk. Dan berada di bawah banyak tekanan. "

Merkel menolak untuk mengomentari laporan yang bocor tentang data pemerintah yang memperkirakan 1,5 juta pengungsi akan masuk Jerman tahun ini.

"Pada saat ini tidak mungkin untuk berbicara tentang angka, tapi itu tidak masalah," katanya. "Ada banyak, banyak."

Menyediakan tempat penampungan untuk begitu banyak orang akan menjadi tantangan terbesar Jerman dan telah menghadapinya sejak reunifikasi.

"Dan situasi itu kini datang lagi," tambah dia.

"Saya bangga kami menerima pengungsi dengan hangat. Saya tidak tertarik masuk ke kontes untuk melihat siapa yang paling tidak ramah di Eropa, "katanya disambut tepuk tangan dari penonton di studio televisi.

Sayangnya, oposisi terhadap kebijakan pengungsi Merkel berkembang di Jerman, dan peringkat popularitasnya telah jatuh ke level terendah dalam empat tahun.

Sebuah jajak pendapat baru untuk televisi RTL yang diterbitkan minggu ini menunjukkan  dukungan untuk partai Kristen Demokrat kepada Merkel dan sekutu nya Bavarian CSU telah jatuh ke level 39 persen.

Hanya 47 persen dari mereka yang disurvei mengatakan mereka akan memilih Merkel jika ada pemilihan, turun dari 49 persen minggu lalu.

Satu-satunya partai yang popularitasnya meningkat dalam jajak pendapat adalah Eurosceptic Alternative for Germany (AFD), yang menentang keras Merkel karena kebijakannya terhadap pengungsi . Dukungan kepada mereka  naik 2 poin dari pekan lalu, pada 9 persen.

 

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home