Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 16:37 WIB | Rabu, 27 November 2013

Mohammad Assaf, Pemuda Gaza Jadi Duta PBB

Mahmmad Assaf, Pemenang Arab Idol 2013, Pemuda Gaza jadi Duta PBB

GAZA, SATUHARAPAN.COM – Dia pemuda yang  tangguh menghadapi kesulitan. Hidup di kamp pengungsi Gaza namun memenangi  gelar Arab Idol tahun ini. Dia adalah Mohammad Assaf yang ditunjuk sebagai  duta dari Perserikatan Bangsa-bangsa untuk pemuda di sana.

Dalam satu pertemuan dengan  wartawan di Markas Besar PBB di New Yor, Selasa (26/11) dia mengatakan bahwa bagaimanapun dia  "tidak pernah melupakan akar kehidupannya, dan ingin sebagai mercusuar yang memancarkan cahaya harapan bagi semua orang Palestina. Dia akan terus mempromosikan perdamaian, keamanan dan nilai-nilai universal lainnya.

"Saya ingin memberi harapan kepada rakyat. Saya ingin mereka melihat bahwa tidak ada yang mustahil ," kata Assaf pada konferensi pers pertamanya di New York sebagai duta pada Juni lalu oleh Badan PBB untuk Bantuan dan Ketenagakerjaan Pengungsi Palestina di Timur Dekat (Regional Youth Ambassador for the UN Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East).

Dia memenangi  kontes tarik suara pada ajang Arab Idol 2013. "Tidak peduli seberapa saya menjadi terkenal, saya tidak akan pernah melupakan akar saya, saya tidak akan pernah lupa bahwa saya milik Gaza. Ini adalah tempat yang mengajari saya bahwa kesulitan membuat Anda kuaat dan berambisi," kata dia menambahkan sepertio dikutip un.org.

Solidaritas untuk Palestina

 Assaf berpartisipasi dalam sejumlah acara untuk Hari Solidaritas Internasional   Rakyat Palestina di markas PBB yang diselenggarakan setiap tahun pada tanggal 29 November.  Tanggal  itu menandai peristiwa pada tahun 1947 ketika Majelis Umum PBB mengadopsi resolusi pemisahan dan mandat Palestina menjadi dua negara, satu negara Yahudi dan satu negara Arab.

Komite PBB tentang hak-hak mutlak Rakyat Palestina menyelenggarakan peringatan tersebut dengan pertemuan khusus pada hari Selasa (26/11) yang dihadiri utusan muda dan Wakil Sekretaris Jenderaln PBB, Jan Eliasson,  serta pejabat senior PBB lainnya.

Pada pertemuan itu, Assaf menggambarkan lingkungan yang menantang di mana anak-anak Gaza tumbuh. Dia mengatakan, mereka tidak memiliki hak-hak sosial atau ekonomi riil, termasuk standar hidup yang layak, perumahan yang layak, air bersih, keamanan dan martabat.

Seruan untuk Bantuan

Namun, UNRWA (United Nations Relief and Work Agency) ada setiap hari di sana unutuk membela hak-hak  Palestina untuk kebutuhan-kebutuhan dasar manusia.  Dia mengimbau para pendukung UNRWA untuk memastikan bahwa badan yang menghadapi defisit pendanaan lebih dari US $ 30 juta pada tahun ini, bisa tetap  mempertahankan layanannya.

 "Mohon dukungan untuk UNRWA, seperti yang telah mendukung saya dan begitu banyak pengungsi lain Palestina dengan memberikan kita kekuatan untuk bekerja untuk masa depan yang lebih baik,” kata dia.

Lebih dari 40 persen dari 5,3 juta pengungsi Palestina  usia 15 – 30 tahun yang dibantu UNRWA. Melalui seorang penerjemah di  konferensi press, Assaf menegaskan permohonan itu, menyerukan para donor untuk meningkatkan dukungan karena badan ini bekerja  untuk "penyelamat"  rakyat Palestina.

Membuat Perbedaan

Ditanya tentang apa yang berikutnya dia lakukan, pemuda usia 23 tahun itu mengatakan bahwa dia  ingin fokus pada bernyanyi dan "menggoreskan jejak" di industri hiburan. Dia juga ingin melakukan sesuatu untuk  tanah kelahirannya yang menyebabkan dia menjadi seseorang.

"Saya ingin mereka merasa bahwa masih ada harapan, tidak peduli seberapa keras tantangan  hidup mereka, dan tidak peduli berapa banyak rintangan yang dihadapi. Dengan harapan, tekad dan kreativitas ,seseorang dapat menetapkan tujuan hidup  dan mencapainya," kata dia.

Assaf mengatakan bahwa Palestina berlimpah dengan orang yang memiliki kreativitas dan bakat, tetapi sangat sedikit sekolah yang  ada dan bisa membantu bakat yang berkembang.

Dia kembali mengimbau kepada masyarakat internasional untuk membantu lembaga pendukung yang bisa mendorong anak muda dalam musik dan seni. Jika kreativitas mereka dimanfaatkan, pemuda Palestina "bisa membuat perbedaan besar," kata dia.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home