Loading...
BUDAYA
Penulis: Fung Siauw 00:00 WIB | Kamis, 21 Maret 2013

Mon Decor, Galery Tertua yang Modern

Mon Decor, Galery Tertua yang Modern
Tampak depan Galery
Mon Decor, Galery Tertua yang Modern
pemandangan luar dari dalam koridor galery
Mon Decor, Galery Tertua yang Modern
New Museum berisi patung dan lukisan

Museum lazimnya sarat akan hal-hal yg bersejarah dan purbakala, tapi lain halnya dengan museum sekaligus galeri yang dibangun oleh Mon Decor. Museum ini dinamakan Art:1 dengan lokasi strategis di kawasan Kemayoran, Jakarta Utara.

Mon Decor adalah galeri seni pertama dan tertua di Jakarta. Usia Mon Decor yang sudah 30 tahun membuatnya sebagai sebuah 'badan' seni yang memiliki panggilan dalam melestarikan karya seni Indonesia.

Dengan konsep modern, galeri Mon Decor membangun sebuah galeri yang terintegrasi dengan museum sekitar tahun 2011 silam. Pembangunannya melibatkan figur seni Indonesia ternama seperti Sunaryo, Jim Supangkat, Sardjono Sani, dan masih banyak lagi.

Galeri milik Martha Gunawan ini terwujud dari sebuah perbincangan yang bermuara pada visi mendekatkan dunia seni pada masyarakat, khususnya para pencinta seni. Gagasan berbagi dengan publik dalam penyediaan ruangan untuk pendidikan dan pembelajaran serta menciptakan tempat terbuka untuk belajar karya-karya penting dalam sejarah seni Indonesia-pun menjadi misi-misi mulia yang terkandung di dalamnya.

Di bangunan ini, para pengujung dimanjakan oleh keindahan seni dan nilai sejarah pada tiap sudut. Galeri seni rupa pertama di Jakarta ini terdiri dari Art Space, New Museum, dan Institute. Dari 'wajah'-nya tampak gedung bergaya minimalis modern yang menjulang tinggi ke atas dengan sentuhan kaca-kaca yang memesona. Kombinasi warna putih abu-abu pun terkesan dapat menampung berbagai ragam warna seni yg tetap terlihat stand out.

Sebuah pintu kaca membawa pengunjung kepada sebuah ruang terbuka menuju Art Space Gallery. Di sini, Art:1 mencoba untuk meneruskan konsep MD Art Space, yaitu pencarian bakat para seniman muda Tanah Air yang berpotensi. Hasil- hasil karya mereka pun juga dipamerkan disini. Terutama karya maestro seni rupa yang pernah menandai perubahan dalam perkembangan seni rupa global dan yang tercatat di bawah perkembangan seni rupa kontemporer.

Ruang galeri yang permanen sekaligus temporary ini dihubungkan dengan koridor yang memungkinkan pengunjung untuk melakukan cross viewing di kedua ruangan sekaligus.

Anak tangga dengan elemen kayu membawa kaki ke lantai 2 Art Space Gallery. Karya desain interior menjadi penyedap suasana ruangan galeri. Lukisan-lukisan kolaborasi bermedia aklirik mendominasi di setiap sudut. Ruangan pun ditata se-fleksibel mungkin agar terlihat hidup dan kasual.

Selain menampilkan hasil karya Anak Bangsa, tidak lupa pemilik galeri memamerkan koleksi pribadinya sendiri; seperti patung- patung tanpa kepala bergaya Eropa yang duduk membisu.

Persis di sisinya berdiri patung yang menghiasi teras, sekaligus membawa mata menerobos ke pemandangan kota sekitar Jakarta dan orang-orang yang ramai berlalu-lalang.

Tidak jauh beda seperti ruang Art Space, di sudut paling ujung New Museum terdapat koleksi seperti keranda dan meja rias. Lukisan-lukisan menyiratkan humanisme tampak dipertegas di ruangan ini.

Konsep dari New museum ini sendiri tidak mengikuti konsep museum manapun dan tidak mempunyai defenisi atau pengertian yg baku. Pada dasarnya, New Museum membawa pengertian umum meski memakai istilah museum namun tidak mengikuti konsep konvensional. Selain memamerkan karya lukisan maestro, museum ini dilengkapi panduan audio pra-rekam, kemudian asistensi informasi oleh staf pembantu museum. Di tempat ini juga seringkali diadakan berbagai macam seminar dan workshop seni rupa segala usia.

Selain sebagai 'tempat tinggal' karya-karya seni, bangunan ini juga dilengkapi dengan institut untuk mengakomodasi kegiatan-kegiatan seperti pengkajian dan penelitian bidang seni, restorasi karya seni rupa khususnya lukisan dan instalasi, pengelolaan perpustakaan, penyelenggaraan pendidikan dan workshop, penyelenggaraan program serta pengembangan kerjasama antar museum.

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home