Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 07:50 WIB | Rabu, 03 Juli 2013

Morsi Menolak Ultimatum Militer Mesir

Rakyat Mesir yang menentang Morsi dalam aksi yang telah memasuki hari kertiga. (Foto: ria.ru)

KAIRO, SATUHARAPAN.COM -  Presiden Mesir, Mohammed Morsi menyatakan  menolak ultimatum dari pihak militer yang meminta krisis politik harus sudah bisa diselesaikan paling lambat hari Rabu (3/7) ini. Pihak militer Mesir menyebutkan 48 jam waktu untuk Morsi dan pihak oposisi menemukan jalan penyelesaian. Pernyataan itu disampaikan pada Senin (1/7).

Dalam pidato yang disiarkan televisi, Selasa (2/7) malam waktu Kairo, Mohammed Morsi berjanji untuk setia pada rakyat, dan mengakui bahwa dia telah membuat kesalahan, seperti yang dilaporkan oleh BBC. Morsi juga menegaskan bahwa dia adalah presiden yang sah dan tidak akan didikte.

Pihak tentara Mesir menyampaikan ultimatum kepada Morsi yang meminta dia untuk memenuhi tuntutan rakyat dan menyelesaikan protes besar menentang kekuasaannya itu atau Morsi akan menghadapi intervensi militer dalam waktu 48 jam sejak pernyataan itu disampaikan melalui siaran televisi, pada Senin lalu.

Diberitakan bahwa peta jalan yang direncanakan oleh pihak militer sempat bocor, dan di antara rancangan untuk penyelesaian krisis adalah pemilihan presiden baru, perubahan konstitusi dan pembubaran parlemen.

Sementara itu, bentrokan antara pendukung Morsi dan rakyat yang menentangnya di  ibu kota Kairo pada Selasa (2/7) menyebabkan tujuh orang tewas. Aksi ini digelar di berbagai kota dan jutaan rakyat Mesir menuntut Morsi Mundur. Aksi dimulai Minggu (30/6) dan terus berlangsung.

Pihak oposisi pada hari Minggu mengeluarkan  pernyataan bahwa  tokoh Mesir, Mohamad ElBaradei, yang juga mantan Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional, akan menjadi pembawa suara rakyat dan menyampaikan tuntutan rakyat kepada pihak Morsi.

Surat kabar setempat, Al-Ahram melaporkan bahwa sikap itu dipertegas pada hari Selasa (2/7) di mana pihak oposisi telah memilih ElBaradei yang juga dikenal sebagai pemenang Hadiah Nobel Perdamaian sebagai negosiator untuk membahas penyelesaian krisis dengan rezim yang berkuasa.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home