Loading...
RELIGI
Penulis: Sabar Subekti 19:35 WIB | Selasa, 23 April 2013

Mufti Mesir: Kekuatan Menabur Benih Pemisahan Harus Dibatasi

Sekjen WCC, Olav Fykse Tveit dan Mufti Mesir, Shawki Ibrahim Abdel-Karim dalam pertemuan hari Senin (22/4) di Kairo. Keduanya membahas kerja sama dan dialog Muslim-Kristen.

KAIRO, SATUHARAPAN.COM – Sekretaris Jenderal Dewan Gereja-gereja Sedunia (World Council of Churches /WCC), Dr Olav Fykse Tveit bertemu Mufti Mesir, Shawki Ibrahim Abdel-Karim di Kairo. Kedua pemimpin agama ini berdialog mendalam untuk mempromosikan hubungan damai antara beragam komunitas dan nilai-nilai kesetaraan bagi seluruh warganegara.

Pertemuan keduanya berlangsung di kantor Dar Al-Itfa Al-Misriyya, Senin (22/4) di Kairo dalam kunjungan Tveit ke negara itu. Sebelumnya Tveit bertemu Uskup Gereja Ortodoks Koptik dan membahas tentang hubungan Islam dan Kristen, menyusul aksi kekerasan sektarian di negeri itu.

Abdel-Karim menyampaikan bahwa Muslim dan Kristen memiliki akar yang sama dan pengalaman hidup bersama selama berabad-abad di Mesir. Hal itu harus menjadi dasar dari keterlibatan yang konstruktif bagi keduanya untuk mempromosikan hubungan damai.

"Kami adalah keluarga, dan hubungan pribadi kami tidak hanya mencerminkan identitas iman kami di Mesir. Kami telah menjadi tetangga selama berabad-abad, saling bertautan secara dekat sebagai umat beragama," kata Mufti, yang juga seorang profesor dalam hukum Islam.

Dia menegaskan bahwa "Aliansi antara Kristen dan Muslim tidak hanya mungkin, tapi sudah ada di negeri, di antara orang-orang biasa dalam kehidupan mereka sehari-hari. Nilai-nilai kejujuran, kepercayaan dan rasa hormat hidup di antara orang-orang dari kedua agama, Kristen dan Muslim."

Tveit mendukung pentingnya visi bersama untuk hubungan damai. Dia mengatakan, "Hubungan kemitraan kami bersama umat Muslim mencerminkan tentang makna menjadi seorang Kristen atau Muslim di dunia, di saat kita dihadapkan dengan situasi pemisahan dan dianggap sebagai ketegangan di antara kita. Hal ini menjadi alasan mengapa kami bekerja sama dengan agama lain, dan sekaligus merupakan bagian intrinsik dari aspirasi kami untuk persatuan umat Kristen," kata Tveit.

"Kami berbagi visi tentang hubungan yang damai di antara masyarakat dan berharap untuk masa depan yang sama, di mana hidup bersama sebagai warga negara yang setara dalam demokrasi. Hal ini adalah mungkin. Oleh karena itu, saya melihat peran tokoh agama sebagai salah satu yang sangat penting untuk menerjemahkan visi ini menjadi kenyataan," kata Tveit.

Abdel-Karim mengatakan, "Kami berbagi visi dengan Anda untuk perdamaian di bumi. Dan kami sangat menegaskan kesetaraan semua warga Mesir, terlepas dari asosiasi keagamaan mereka. Dalam pekerjaan kami, kami telah mengambil tindakan nyata melalui projek-projek untuk membawa beragam kelompok bekerja bersama-sama dan menghilangkan ketegangan. Kekuatan menabur benih pemisahan harus dibatasi," tambah Mufti.

Tveit berada di Mesir untuk kunjungan dua hari ke gereja-gereja anggota WCC, menyusul serangan terakhir terhadap Katedral St Mark di Kairo. Dia bertemu dengan Paus Tawadros II, Patriark dari Gereja Ortodoks Koptik, Dr Safwat Al-Bayyadi, Presiden Gereja Protestan Mesir, Uskup Munir Anise, Uskup Anglikan di Mesir, dan pemimpin gereja lainnya.

Tveit juga menghadiri sebuah acara yang diselenggarakan oleh Organisasi Injili Koptik untuk Pelayananan Sosial, di mana ia membahas bersama berbagai peserta yang mewakili gereja, jaringan antar agama dan organisasi Muslim di Kairo. Ia juga membahas bersama media lokal berbagai isu yang berkaitan dengan kebebasan beragama, dialog dan kerja sama  antar agama, khususnya antara Muslim dan Kristen di Mesir.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home