Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Martahan Lumban Gaol 14:10 WIB | Jumat, 01 Agustus 2014

Mulai Hari Ini, Tak Ada Solar di Jakarta Pusat

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)di Riau. (Foto: riau.go.id)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Andy Noorsaman Sommeng mengatakan mulai hari ini, Jumat (1/8), Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Jakarta Pusat tidak boleh lagi menjual solar bersubsidi. Langkah ini diputuskan konsumsi BBM.

“Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum di Jakarta Pusat tidak boleh lagi menjual solar bersubsidi mulai Jumat (1/8),” ucap Andy seperti dikutip dari bbc.co.uk, Jumat (1/8).

Sebagai pengganti solar yang dijual 5.500 rupiah per liter, konsumen dapat membeli solar nonsubsidi, Pertamax Dex, seharga 13.150 rupiah per liter.

Peniadaan solar bersubsidi pada SPBU di Jakarta Pusat menurut Andy diputuskan karena kesiapan wilayah tersebut dibandingkan wilayah lainnya.

“Kalau wilayah lain yang belum siap juga tak boleh menjual solar bersubsidi, bisa timbul masalah,” ujar Andy.

"Jangan sampai, Pertamina pun juga repot karena banyak SPBU itu bukan milik Pertamina. Juga jangan sampai, pengusaha-pengusaha penyalur itu pun rugi yang pada gilirannya bangkrut," Kepala BPH Migas itu menambahkan.

Menimbulkan Masalah Baru

Namun pengamat ekonomi, Aviliani menilai instruksi meniadakan solar bersubsidi di Jakarta Pusat ini tidak efektif karena konsumen akan mencari ke SPBU di pinggir Jakarta seperti Bekasi dan Karawang.

Aviliani juga menjelaskan akan timbul berbagai masalah baru.

"Harga akan naik karena pengusaha melihat ketidak pastian dari kebijakan pemerintah kalau begitu. Ini akan mempengaruhi harga yang tidak bisa diprediksi kenaikannya dan itu akan berpengaruh terhadap inflasi," ucap dia.

Oleh karena itu, Aviliani menyarankan agar pemerintah berbicara dengan pengusaha untuk menghindari inflasi.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home