Loading...
INDONESIA
Penulis: Kartika Virgianti 19:36 WIB | Minggu, 21 September 2014

Nafsiah Mboi: Saya Sudah 74 Tahun dan Tetap Gaya

Menteri Kesehatan RI, Nafsiah Mboi. (Foto: Kartika Virgianti)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Dalam momentum peringatan hari alzheimer sedunia, Menteri Kesehatan RI, Nafsiah Mboi yang turut hadir, boleh dibilang usianya yang mencapai 74 tahun lebih termasuk kaum lanjut usia (lansia), namun ia masih produktif, terbukti dengan kemampuannya yang saat ini dipercaya memegang jabatan menteri.

“Saya pakai kaca mata untuk apa? Untuk gaya, walaupun usia saya sudah lebih dari 74 tahun, saya tetap mau gaya,” canda wanita yang akrab disapa Ibu Naf itu menanggapi pernyataan Bambang Sugiyono, Asisten Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Bidang Kesejahteraan Masyarakat, yang sebelumnya mengatakan biasanya para lansia selalu lupa meletakkan kaca matanya.

Pernyataan Nafsiah disambut dengan riuh tawa masyarakat yang hadir dalam kesempatan peringatan hari alzheimer sedunia yang memanfaatkan car free day (hari bebas kendaraan bermotor) di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI), depan Menara BCA, Minggu (21/9) pagi.

Peringatan tersebut diprakarsai Yayasan Alzheimer's Indonesia (Alzi) yang bermitra dengan OnTrack Media Indonesia (OTMI), serta didukung oleh Kementrian kesehatan RI, Kementerian Sosial, pemprov DKI Jakarta, Pemprov Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, Pemkot Bandung. Dukungan dari pihak asing yaitu dari Kedutaan Besar Belanda da Kedutaan Besar Kanada. Dan berbagai pihak swasta turut mensponsori acara.

Di seluruh dunia, telah ada 84 negara yang menjadikan alzheimer sebagai prioritas nasional negara mereka. Kini giliran Indonesia, di mana Alzi sendiri baru memulai kampanye menyadarkan masyarakat sejak 2013 lalu.

Dikatakan Nafsiah, alzheimer adalah penyakit yang masih belum banyak dikenal orang, ini penyakit fisik (kerusakan saraf, Red), tetapi berpengaruh juga kepada mental dan sosial, akan tetapi ia lebih menekankan risiko yang lebih besar terhadap kehidupan sosial si penderita.

“Kalau generasi muda, anak-anak kita mentertawakan orangtua yang berperilaku aneh karena pikun, seakan-akan mereka anggap orangtua ini gila. Banyak anak-anak yang tidak tahu orangtuanya terkena alzheimer, mereka hanya tahu orangtuanya sudah pikun, jadi mereka hanya maklum saja. Tetapi kita tidak boleh maklum dengan pikun,” tutur Nafsiah.  

Nafsiah mendorong agar masyarakat senantiasa melakukan gaya hidup sehat mulai dari dalam kandungan sampai usia tua.

“Saya mungkin termasuk orang yang beruntung, pada saat mengandung, ibu saya dalam kondisi sehat. Saya masih sehat sampai hari ini, karena waktu remaja pun saya melakukan gaya hidup sehat, tidak minum alkohol, tidak merokok, sehingga usia setelah 70 tahun saya masih bisa bergaya. Jadi yang penting kita harus upayakan aktif dan produktif pada usia berapapun, mari kita semua menggerakan hidup sehat seperti ini,” ujar dia.

Sementara itu, Bambang Sugiyono memastikan bahwa Pemprov DKI akan menyiapkan momen car free day setiap minggu pagi tidak hanya untuk dinikmati kaum muda saja, melainkan juga untuk para lansia. Kegiatan yang dimaksud bentuknya yaitu main congklak bersama para lansia, yang akan dilaksanakan setiap tiga bulan sekali, dan Pemprov DKI dipastikan akan mempersiapkan lahannya.

Penyakit alzheimer merupakan penyakit degeneratif yang tidak bisa disembuhkan dan belum ada obatnya sampai saat ini. Tetapi kita harus tahu bahwa ini penyakit ini bisa dicegah jika kita menyadari gejalanya sejak awal.

Untuk mengetahui alzheimer, dibutuhkan diagnosis dokter yang didukung dengan hasil scan otak (MRI/Magnetic Resonance Imaging). Setelah itu lakukan gaya hidup sehat mulai dari makanan, aktif pikiran maupun fisik, dan menjaga hubungan sosial dengan siapapun.

Direktur Eksekutif Alzi, DY Suharya, mengatakan alzheimer atau biasa disebut pikun itu adalah gangguan.

“Oleh karena itu kita semua ada di sini, kita tidak mau maklum dengan pikun karena pikun bukan bagian normal dari penuaan. Alzi bersama pihak swasta dan pemerintah, mendukung masyarakat untuk menjadi lansia yang aktif, produktif, mandiri, dan hidup bermartabat,” ucap DY Suharya.

 

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home