Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Sotyati 19:53 WIB | Jumat, 23 September 2016

Namnam, si “Ginjal Keriput” yang Kian Langka

Namnam (Cynometra cauliflora, L). (Foto: allfresh.co.id)

SATUHARAPAN.COM –  Sebutlah namnam. Dapat dimaklumi jika tidak banyak yang mengetahuinya. Sebagian warga Jakarta, bisa jadi malah mengidentifikasikannya sebagai salah satu tempat makan yang nyaman buat kongkow anak-anak muda.

Namnam, dengan buahnya yang berbentuk ginjal keriput, memang tidak seterkenal  mangga, atau sirsak, sekadar menyebut contoh perbandingan. Tumbuhan ini kini jarang ditemukan. Sesekali, tumbuhan ini dapat ditemukan di gerai tertentu di ajang pameran tanaman, atau disebut-sebut di kalangan kolektor tanaman langka.

Buah namnam yang masak memiliki rasa yang asam segar, dapat disantap langsung, atau diolah menjadi rujak, dijadikan asinan, manisan, atau diolah menjadi setup buah. Di beberapa daerah, buah namnam dimanfaatkan sebagai campuran sambal. Referensi dari Plant Resources of South-East Asia menyebutkan buah namnam digunakan sebagai bahan untuk salad buah dan acar.

Pohonnya yang tidak terlalu tinggi menyebabkan namnam dipilih sebagai tanaman hias untuk halaman yang tidak luas atau ditanam di dalam pot dalam bentuk bonsainya. Kayu namnam tidak bernilai ekonomi, namun di sebagian wilayah dimanfaatkan untuk bahan mainan gasing.

Namnam juga dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional.

Mengutip tulisan Fitriana Nasution (Balai Penelitian Buah, Balitbang Kementerian Pertanian) di situs balitbu.libang.pertanian.go.id, pada 2012, namnam adalah sejenis pohon dari famili polong-polongan (Leguminosae atau Fabaceae). Nama ilmiahnya, Cynometra cauliflora, L., merujuk bunga dan buahnya yang muncul di batang (cauliflory).

Asal-usul namnam tidak begitu jelas. Mengutip tropical.thefern.info, hanya disebutkan tumbuhan ini banyak ditemukan atau dibudidayakan di Asia Tenggara dan India. Diperkirakan tumbuhan ini berasal dari wilayah Malesia timur.

Mengutip dari Wikipedia, namnam, yang juga disebut kopi anjing, anjing-anjing atau sawo pancukan, dikenal pula dengan aneka nama lokal, seperti namu-namu (Manado), namo-namo (Ternate), namet (Halmahera), namute, lamute, lamuta, klamute (beberapa bahasa di Maluku tengah), pukih (Sunda), puci anggi (Bima), dan puti anjeng (Makassar).

Di Malaysia, namnam dikenal dengan nama puki anjing (Malaysia). Di Thailand, namnam dikenal dengan beberapa nama lokal, amphawa (Thailand bagian tengah), nang-ai (Bangkok), dan hima (Pattani).

Kandungan Potensial dan Khasiatnya

Namnam adalah tumbuhan pohon, yang tidak terlalu tinggi, lebih kurang 3 meter. Bukan hanya ukurannya yang tidak terlalu tinggi, daun mudanya yang berwarna merah muda terang juga menyebabkan tumbuhan ini dipilih sebagai tanaman hias.

Kulit batang halus berbintil, kecokelatan atau abu-abu, dan batangnya berbonggol-bonggol.  Namnam bertajuk agak rapat, dengan ranting yang berkelak-kelok.

Daun majemuk dengan sepasang anak daun, bertangkai 2-8 mm. Anak daun lonjong sampai bundar telur miring tidak simetris, berwarna hijau tua berkilap. Daun muda berwarna putih atau merah jambu terang, menggantung lemas seperti  saputangan.

Bunga merupakan tandan kecil, yang mempunyai 4-5 tandan. Bunganya kecil, kelopak berwarna merah jambu pucat atau putih. Mahkota berbentuk lanset, dan berwarna putih.

Buah polong berbentuk ginjal keriput yang ujungnya meruncing, tumbuh di batang, hingga dekat ke tanah. Warnanya cokelat bersisik ketika muda dan menjadi kehijauan atau kekuningan apabila masak. Namnam berbiji satu butir, berbentuk ginjal pipih.

Namnam tumbuh baik di dataran rendah hingga 400 meter di atas permukaan air laut dan tanah yang subur, menyukai tempat-tempat terbuka dan datar. Mengutip dari tropical.thefern.info, namnam tumbuh dengan baik pada kisaran suhu 22 – 35 derajat celsius, namun masih dapat tumbuh pada kisaran suhu 17 – 40 derajat celsius. Di Sulawesi, dikenal dua jenis namnam yang ditanam orang, jenis yang manis dan yang asam.

Buku Rangkuman Fungsi dan Khasiat Tanaman Obat yang diterbitkan merapi Farma Herbal menyebutkan secara tradisional namnam dimanfaatkan sebagai obat diare.

Peneliti Malaysia tercatat melakukan penelitian mengenai potensi namnam, terutama menggali potensi antioksidan. Azalina Farina Abd Aziz dan Mohammad Iqbal, misalnya, pada 2013, mempublikasikan penelitian “Antioxidant Activity and Phytochemical Composition of Cynometra Cauliflora” dalam scopemed.org. Ia menyimpulkan namnam mengandung antioksidan potensial dan dapat digunakan dalam pengembangan bahan campuran antioksidan alami dan aman.

Walau tidak terlalu banyak referensi mengenai namnam, peneliti tumbuhan tropis meyakini namnam yang termasuk dalam tumbuhan legum memiliki kemampuan bersimbiosis dengan bakteri tanah untuk mengikat nitrogen. Selain untuk pertumbuhan, nitrogen itu juga berguna untuk kesuburan tanah di sekitarnya. 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home