Loading...
INSPIRASI
Penulis: Yoel M Indrasmoro 06:49 WIB | Sabtu, 15 Februari 2020

Nasihat Radikal

Yesus Orang Nazaret memakai standar moral tinggi.
Putih, bersih, wangi (foto: https://www.greeners.co)

SATUHARAPAN.COM – ”Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat TUHAN.” (Mzm. 119:1). Demikianlah kesaksian pemazmur. Mengapa?

Allah itu pencipta manusia. Dia tahu apa dan bagaimana seharusnya manusia hidup. Dan semuanya itu telah dijabarkan dalam Alktitab. Menjadi hal logis bagi manusia untuk hidup seturut dengan kehendak-Nya. Sekali lagi, karena Allah tahu yang terbaik buat manusia.

Itu jugalah nasihat Musa kepada umat Israel: ”Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu, dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya...” (Ul. 30:19-20).

Jelas, umat melakukan perintah Allah bukan karena terpaksa, tetapi karena mereka mengasihi Allah. Mengapa? Sebab Allah sendiri telah mengangkat mereka sebagai umat-Nya. Sekali lagi, mengikuti kehendak Allah merupakan bukti nyata bahwa kita mengasihi-Nya.

Dan hanya dengan itulah, orang lain dapat melihat bahwa kita sungguh-sungguh bangunan Allah (1Kor. 3:9), yaitu ketika kita dapat hidup seturut dengan standar yang ditetapkan Allah sendiri dalam kasih-Nya!

Konkretnya, Sang Guru memberikan nasihat radikal: ”Kalau salah seorang di antara kalian sedang mempersembahkan pemberiannya kepada Allah, lalu teringat bahwa ada orang yang sakit hati terhadapnya, hendaklah ia meninggalkan dahulu persembahannya itu di depan mezbah, lalu pergi berdamai dengan orang itu. Sesudah itu, dapatlah ia kembali dan mempersembahkan pemberiannya kepada Allah.” (Mat. 5:23-24, BIMK).

Yesus Orang Nazaret memakai standar moral tinggi. Persoalannya besarnya bukanlah pada diri sendiri, tetapi pada orang lain. Dengan kata lain, jika ada orang yang sakit hati karena kita, maka kita harus berdamai dengan orang tersebut.

Mungkin kita perlu bertanya, mengapa? Bukankah orang itu yang punya persoalan? Lalu, mengapa pula kita yang harus berdamai dengan dia? Lalu, bagaimana kita tahu bahwa orang itu sakit hati terhadap kita? Nggak gampang memang menjawab serangkaian pertanyaan tadi. Akan tetapi, jelas dibutuhkan kepekaan yang tinggi terhadap orang lain. Dan itu harus dilakukan segera. Jadi tidak boleh ditunda.

Editor : Yoel M Indrasmoro


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home