Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 16:29 WIB | Selasa, 14 Juni 2016

Neuropati Perifer Penyakit Saraf yang Bisa Mengakhiri Karier Musisi

Ilustrasi: Neuropati kondisi-kondisi yang terkait dengan gangguan fungsi saraf (Foto: livingwithperipheralneuropathy.com)

LONDON, SATUHARAPAN.COM - Pemain gitar, penyanyi, pencipta lagu terkenal Eric Clapton, pekan lalu mengungkapkan kondisi penyakit yang bisa menghentikan karier musiknya, yaitu neuropati perifer.

Neuropati perifer (PN), mengutip dari Wikipedia, adalah kerusakan atau penyakit yang mempengaruhi saraf, yang dapat mengganggu sensasi, gerakan, kelenjar, atau fungsi organ, atau aspek-aspek lain dari kesehatan, bergantung pada jenis saraf yang terkena. Penyebab umum termasuk penyakit sistemik (seperti diabetes atau lepra), kekurangan vitamin, obat-obatan (misalnya, kemoterapi), luka trauma, terapi radiasi, konsumsi alkohol berlebihan, penyakit sistem kekebalan tubuh, atau infeksi virus. Hal ini bahkan juga dapat menjadi genetik (ada sejak lahir) atau idiopatik (tidak diketahui penyebabnya).

"Aku sering merasakan kesakitan selama setahun terakhir," katanya kepada Majalah Classical Rock.

"Rasanya seperti terkena sengatan listrik, turun ke kaki," katanya. Kondisi seperti itu, mempengaruhi saraf tubuh dan dapat menyebabkan mati rasa, rasa nyeri, dan hilangnya koordinasi, yang membuatnya sulit untuk bermain gitar.

Clapton, bukanlah satu-satunya musisi terkenal yang mengalami kondisi tersebut.

Gitaris Procol Harum (grup band yang tenar dengan lagunya, A Whiter Shade of Pale, Red), Dave Ball, mulai menderita neuropati perifer saat menjalani kemoterapi pada tahun 2012. Dalam sebuah artikel di Macmillan Cancer Support, ia menggambarkan sensasi penyanyitnya sebagai "menggelenyar kesemutan".

"Pada dasarnya rasanya saraf saya seperti terpapar benda asing," kata Ball, yang meninggal tahun lalu, seperti dikutip dari telegraph.co.uk. "Setiap kontak terutama dengan udara dingin dapat membuat tidak nyaman, menyebabkan sepanjang waktu saya selalu mengenakan sarung tangan. Menurut pendapat saya, ini memberikan dampak yang negatif, mengingat saya ini gitaris yang bekerja dengan menggunakan jari-jari untuk menghasilkan suara."

Andy Fraser, basis grup band hard rock era 1970 an, juga menderita penyakit tersebut. Fraser, yang meninggal pada tahun 2015 dalam usia 62 tahun, telah berjuang melawan AIDS, serangan kanker, neuropati perifer, "Dan daftar panjang kondisi medis yang tidak begitu menyenangkan," katanya dalam sebuah wawancara dia berikan pada tahun 2014.

Sebelum meninggal pada bulan Maret tahun ini, Keith Emerson, pemain keyboard dari grup band  Emerson Lake and Palmer, berjuang melawan dystonia (kondisi medis yang dikarakterisasikan dengan kontraksi otot secara tidak sadar yang disebabkan postur abnormal dan gerakan yang berulang). Hal ini terjadi karena kecelakaan sepeda motor yang dia alami pada tahun 1994, yang merusak saraf di tangan kanannya.

"Dia menjalani operasi beberapa tahun yang lalu untuk mengambil otot yang rusak, tapi rasa sakit dan masalah saraf di tangan kanannya semakin parah," kata pasangan hidupnya, Mari Kawaguchi.

Di Inggris, hampir satu dari 10 orang di atas usia 55 menderita penyakit neuropati perifer dengan kondisi yang menyakitkan, tetapi jarang yang berakhir fatal. Diabetes menjadi penyebab utama. Selain itu, juga dapat disebabkan oleh cedera fisik, atau kemoterapi, atau mengkonsumsi alkohol berlebihan. Pernyataan yang dikeluarkan Klinik Mayo menyebutkan, penyakit ini dapat diprovokasi oleh tekanan saraf karena gerakan yang berulang, seperti mengetik.

Dalam karier selama lima dekade, Clapton telah menciptakan lagu yang kemudian menjadi hit, seperti Tears in Heaven dan Sunshine of Your Love. Eric Clapton yang di era 1970-an, sangat populer, bahkan disanjung dan diibaratkan sebagai "dewa", pada usia 71 tahun harus berjuang melawan penyakit neuropati perifer, walaupun dengan kondisi yang khusus. "Hidup saya belum tentu akan menjadi lebih baik," katanya.

Orang dengan neuropati perifer, disarankan untuk beristirahat. Tetapi, menjadi hal yang sangat sulit bagi musisi. "Salah satu hal yang paling menjengkelkan bagi musisi adalah, diberitahu untuk berhenti bermain, jika mereka memiliki masalah dengan kesehatan," kata Dr Scott E Brown, dokter di Departemen Rehabilitasi Fisik di Rumah Sakit Sinai, Baltimore.

Brown sendiri adalah seorang musisi, dan penulis biografi dari pianis jazz James P Johnson.

"Jarang terjadi, musisi benar-benar menghentikan semua kegiatan bermusiknya,” katanya. "Jadi penting untuk memberi saran dengan cara yang tepat, untuk tetap bermain musik, sekaligus melakukan terapi dan dan rehabilitasi.”

Menurut majalah musik klasik, Scena, neuropati perifer menjadi penyumbang satu dari lima diagnosa penyakit di kalangan musisi. Namun, sebuah studi yang dilakukan oleh Dr Richard J Lederman mengenai gangguan saraf perifer pada musisi instrumentalis, yang diterbitkan dalam jurnal Annals of Neurology, menunjukkan bahwa musisi instrumentalis, kemungkinan mengalami penyakit ini sama dengan musisi profesional lainnya.

Clapton mengalami neuropati pada kakinya, bukan tangannya, sehingga tidak mungkin kondisi ini secara langsung disebabkan bermain gitar. Kondisi ini bisa saja disebabkan oleh konsumsi alkohol, daripada cedera fisik kesehatan. Konsidi kesehatan Clapton, sejatinya telah menjadi perhatian, selama beberapa tahun. Ia bahkan membatalkan serangkaian konser di tahun 2013 karena mengalami "sakit punggung ekstrem". Tahun berikutnya, ia mengatakan sudah pensiun, karena tidak bisa lagi mengadakan serangkaian tur musiknya, "Jalan saja menjadi tak tertahankan. Aku tidak ingin pergi, karena akan mempermalukan diriku sendiri,” katanya.

"Mungkin saja saya tidak bisa terus menerus bermain gitar. Jika sakit, terlalu banyak bermain gitar akan sakit," katanya. Namun, Clapton tidak memiliki rencana untuk berhenti merekam. Awal bulan ini, The Sun melaporkan ia baru saja merekam dua lagu untuk album berikutnya di studio Rolling Stones.

"Aku masih bisa bermain," katanya kepada majalah Classical Rock. "Maksudku, dari sisi fisik itu sebuah upaya yang bukan main. Sebagai pria tua, aku melalui masa yang sangat sulit. Tak tahu bagaimana aku bisa selamat, terutama di usia 70 tahun. Pada suatu waktu mereka membawaku ke rumah sakit, karena aku mengalami sakit parah dan sekarat. Ada tiga luka dan aku berdarah. Aku minum tiga botol minuman keras dan mengambil segenggam obat, sangat menakjubkan, bahwa ternyata aku masih benar-benar hidup."

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home