Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 13:14 WIB | Selasa, 23 Desember 2014

NIIS Akan Dihancurkan oleh Diri Mereka Sendiri

Wawancara Christian Today dengan Sekjen Dewan Gereja-gerejaTimur Tengah, Pendeta Dr. Michel Jalakh. NIIS adalah tentang pertanyaan pada Muslim. terjadi penurunan populasi Kristen di Timur Tengah. Kurangnya keadilan di Arab dan Timur Tengah.
Pendeta Michel Jalakh, Sekjen Dewan Gereja-gereja Timur Tengah. Dia mengatakan bahwa NIIS adalah pertanyaan bagi Muslim. (Foto: dari WCC)

LONDON, SATUHARAPAN.COM - Seorang imam senior dari gereja Kristen Arab dari Timur Tengah memperkirakan bahwa organisasi Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS) atau dikenal juga sebagai Islamic State (IS) akan dihancurkan oleh diri mereka sendiri dari dalam.

Pendeta Dr. Michel Jalakh (48 tahun) bahkan menyebutkan pihak Barat tidak perlu mengalahkan NIIS dengan bom, kata dia kepada Christian Today, hari Senin (22/12).

Michel Jalakh dari Beirut adalah  Sekretaris Jenderal  Dewan Gereja-gereja Timur Tengah dan Maronit. Dia menyebutkan orang-orang Kristen di kawasan itu yang berbahasa Arab telah hidup sebagai tetangga bersama saudara-saudara Muslim selama berabad-abad.

Di tingkat akar rumput, kata dia, keberadaan NIIS tidak merusak hubungan antara Kristen dan Muslim, dan sebagian besar umat Islam menentangnya (NIIS). Dia menyerukan agar pihak Barat untuk tidak menghakimi Islam melalui apa yang dilakukan NIIS.

"Kami telah hidup dengan Muslim sejak awal. Kami bersama umat Islam sepanjang masa. NIIS tidak mengubah sudut pandang kami. Kita tahu bahwa NIIS adalah pengecualian. Gerakan ini adalah sesuatu yang ditentang oleh banyak orang Muslim,’’ kata dia.

"Sayangnya, mereka sekarang sangat kuat. Ada banyak orang yang membantu mereka. Saya tidak mengatakan NIIS tidak Islamis, dan kita tahu mereka memiliki bendera hitam. Tapi itu bukan agama Islam yang benar. Kita tidak bisa membuat keputusan atau menilai agama yang dianut Muslim berdasarkan NIIS," kata dia lebih lanjut.

Masalah Keadilan

Kepada Christian Today di London, Jalakh mengatakan tentang kurangnya keadilan di dunia Arab yang berkontribusi meningkatnya radikalisme. Ada banyak jenis Islam, sehingga tidak tepat untuk menilai seluruh Islam dengan NIIS. Selain itu, juga ada pertimbangan politik tambahan yang tidak ada hubungannya dengan agama.

"Kami sebagai orang Kristen dalam dialog dengan Islam. Kami ingin membantu umat Islam menjadi diri mereka sendiri terhadap gerakan-gerakan seperti NIIS. Tak harus dipertanyaan memiliki koalisi dengan negara-negara Barat untuk membom NIIS. Mereka akan menganggapnya sebagai ‘’tentara salib,’’ atau melihat sebagai Barat melawan Timur, putih melawan hitam. Kita harus menghindari semua jenis penilaian seperti itu. Itu menarik untuk film tetapi bukan realitas,’’ kata dia.

Menurut jalakh, NIIS itu merupakan pertanyaan untuk agama Islam, dan Muslim harus menghadapinya dari dalam. "Kami menghadapi era penting. Saya pikir hal konyol ini akan hilang, cepat atau lambat, dari dalam. Kami melihat bahwa secara sosial, di dalam diri mereka sendiri, mereka memiliki banyak masalah. Saya yakin hal itu akan mati, cepat atau lambat," kata dia.

Dia mengatakan Barat harus mencoba untuk memahami kompleksitas wilayah ini dengan lebih baik. Jawabannya adalah dengan lebih banyak menggunakan orang-orang Kristen di wilayah itu, melalui badan-badan seperti Dewan Gereja-gereja Timur Tengah (Middle East Council of Churches). "Kami tahu bahasa Arab, kami tahu Al-Quran, kami hidup dengan umat Islam di desa-desa dan kota-kota yang sama. Kami mencari nilai-nilai umum bersama-sama."

Dewan Gereja-gereja Timur Tengah adalah sebuah organisasi ekumenis yang berbasis di Beirut, Lebanon, mewakili semua denominasi Kristen di Timur Tengah dan Afrika Utara, termasuk gereja Katolik, Ortodoks, Anglikan dan Protestan, serta gereja evangelis. Ada empat pimpinan yang berasal dari  Gereja Katolik Suriah, Ortodoks Yunani, Armenia Ortodoks dan gereja-gereja Lutheran.

Zaman Yang Sulit

Jalakh berbicara tentang penurunan yang menghancurkan tentang jumlah orang Kristen Timur Tengah. Selain tingkat kelahiran yang rendah, penganiayaan dan teror di negara-negara seperti Irak memberikan kontribusi untuk migrasi massal dan pengungsian. Diperkirakan sekitar 12 juta orang Kristen di kawasan itu.

Pada kunjungannya ke Istanbul, Turki, Paus Fransiskus mengatakan "Kita tidak bisa menarik diri dari  Timur Tengah tanpa orang Kristen yang telah mengakui Yesus di sana selama 2.000 tahun."

Jalakh mengatakan, "Saya seorang imam, saya percaya pada Tuhan dan Yesus Kristus. Saya tahu bahwa Yesus memilih tanah ini untuk kelahiranNya, dan Dia mengatakan,"... Aku akan bersama kamu selamanya, jangan takut." Ini bukan pertama kalinya orang-orang Kristen di sana menghadapi zaman yang sangat sulit.’’

"Sekarang mudah untuk bermigrasi. Untuk masa depan, kita selalu memiliki harapan. Sebagai orang Kristen dan pemimpin gereja kami harus memberikan harapan bahwa di luar apa yang terjadi, ada damai. Kita harus bekerja untuk keadilan bagi semua orang, tidak hanya orang-orang Kristen dan Muslim. Saya percaya kami memiliki masa depan di sana,’’ kata dia.

"Kami berkurang dalam jumlah, itu sulit dan masih terjadi, tetapi itu bukan pertanyaan tentang angka, itu adalah pertanyaan untuk menjadi simbol harapan melalui kehadiran. Sangat disesali oleh umat manusia jika semua negeri itu tanpa orang Kristen. ini adalah waktu yang sulit. Sangat mudah untuk berbicara tentang hal itu, tapi sulit untuk hidup. Kita semua harus bekerja untuk perdamaian,’’ kata dia.

Jalakh mengatakan bahwa bukan hanya orang Kristen yang terusir, tetapi juga orang Muslim. "Kami memiliki peran di sana, untuk berdialog kemanusiaan dan untuk menghindari benturan peradaban. Ini adalah pertanyaan untuk menciptakan era baru, cara berpikir baru.’’


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home