Loading...
EKONOMI
Penulis: Sabar Subekti 00:08 WIB | Minggu, 09 Agustus 2020

Nilai Tukar Lira Turki Turun ke Tingkat Terendah

Seorang penukar uang menghitung uang kertas lira Turki di kantor penukaran mata uang di Istanbul. (Foto: dok. Reuters)

ANKARA, SATUHARAPAN.COM-Lira Turki mencapai posisi terendah baru pada hari Kamis (6/8) karena Turki terus menghadapi ketidakpastian ekonomi dengan lira terus turun dan inflasi meningkat.

Dengan terus berkurangnya investasi asing dan penurunan tingkat pariwisata, karena pandemi COVID-19, warga Turki merasakan gejolak ekonomi yang mengancam negara tersebut. Hanya dalam dua pekan, nilai lira Turki dari sekitar 6,80 untuk satu dolar AS menjadi lebih dari 7,20 pada pekan pertama bulan Agustus.

Ismail Berker Beysel, seorang mahasiswa dan seorang analis IT memperhatikan kenaikan harga belakangan ini. Meskipun tingkat kenaikan bervariasi dari produk ke produk, ia mencatat bahwa ada peningkatan yang besar secara keseluruhan.

"Saya harus menyesuaikan rutinitas belanja saya," katanya kepada Al Arabiya. “Tapi tidak terlalu besar. Saya membatalkan beberapa langganan online saya karena mata uang asing meningkat. Selain itu, saya fokus pada investasi dan tabungan untuk membuat rencana ke depan."

Dimulai Tahun 2018

Fatih Pishkin, seorang pelajar yang terkadang bekerja di kedai kopi keluarganya di mal. Saat bekerja di sana akhir-akhir ini, dia melihat penurunan jumlah pejalan kaki yang signifikan. “Mal itu mungkin dikunjungi 10 persen,” katanya. “Sebelumnya 80 persen.”

Menurut ekonom Mustafa Sonmez, gejolak ekonomi ini pertama kali dimulai pada 2018 di mana tanda-tanda masalah mulai terlihat dengan pertumbuhan ekonomi yang kurang dari apa yang diyakini Sonmez dalam potensi Turki.

Kemudian pandemi melanda, dan pariwisata, salah satu penyumbang terbesar ekonomi Turki, mengering.

"Mereka (pemerintah) tidak memiliki cukup mata uang di bank sentral," kata Sonmez kepada Al-Arabiya, "karena ekspor dan pariwisata Turki menurun terutama saat pandemi." Sekarang, karena harga valuta asing meningkat, inflasi meningkat dengan produk impor mengalami kenaikan harga terbesar.

“Jika harga valuta asing naik,” Sonmez menjelaskan, “itu menyebabkan harga naik, apapun yang diimpor;  energi, barang konsumen apapun yang diimpor. Itu menyebabkan inflasi tinggi. Harga konsumen naik karena sebagian besar barangnya diimpor,” kata Sonmez. 

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home