Loading...
EKONOMI
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 11:35 WIB | Rabu, 02 September 2015

Nilai Tukar Petani Agustus 2015 Naik 0,31 Persen

Ilustrasi: Petani memanen padi yang masih berusia muda di Desa Sindang, Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (1/8). Menurut data Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Jawa Barat sebanyak 49 ribu hektare lahan sawah di Jawa Barat mengalami puso, serta 101 ribu hektare terancam puso dan gagal panen. (Foto: Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM -  Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Nilai Tukar Petani (NTP) pada bulan Agustus 2015 naik sebesar 0,31 persen. NTP diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima terhadap indeks harga yang dibayar petani, merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan.

NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli.

“NTP secara keseluruhan naik 0,31 persen dari Juli 2015 ke Agustus 2015. Menurut subsektor untuk tanaman pangan NTP meningkat 1,29 persen. Ini karena indeks yang diterima lebih tinggi daripada indeks harga yang dibayar,” kata Kepala BPS Suryamin dalam konferensi pers terkait inflasi bulan Agustus 2015 di Kantor BPS Jalan Dr Sutomo Jakarta Pusat, hari Selasa (1/9).

Kenaikan NTP Agustus 2015 dipengaruhi oleh naiknya NTP pada dua subsektor, yaitu subsektor tanaman pangan naik sebesar 1,29 persen dan subsektor peternakan sebesar 0,81 persen. Sedangkan subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,17 persen dan subsektor perikanan sebesar 0,13 persen.

Dari 33 provinsi yang dihitung NTP-nya, 12 provinsi mengalami kenaikan, sedangkan 21 provinsi mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi pada Agustus 2015 terjadi di Provinsi Jawa Timur yaitu sebesar 1,22 persen, sebaliknya penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Riau yaitu sebesar 2 persen.

Kenaikan tertinggi di NTP di Provinsi Jawa Timur disebabkan kenaikan pada subsektor tanaman pangan khususnya komoditi gabah yang naik sebesar 3,69 persen. Sedangkan penurunan NTP di Provinsi Riau disebabkan penurunan yang cukup signifikan pada subsektor tanaman perkebunan rakyat khususnya pada komoditi kelapa sawit yang turun sebesar 7,36 persen.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home