Loading...
RELIGI
Penulis: Endang Saputra 12:44 WIB | Senin, 25 Mei 2015

NU: Waspadai Islam Garis Keras di Pesantren Ramadan Sekolah

Ilustrasi. Jika menelisik pada nalar politik pesantren, sebenarnya sikap politik para ulama banyak bersumber dari kitab kuning. (Foto: Antara)

SURABAYA, SATUHARAPAN.COM – Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Abdurrahman Navis mengatakan menghadapi bulan suci Ramadan, sejumlah sekolah biasanya telah menyiapkan pengajian agama Islam yang dikenal dengan pesantren Ramadan.

Namun, kata Navis hendaknya perlu juga waspada lantaran pesantren Ramadan ini dimanfaatkan kalangan tertentu untuk menyebarkan Islam garis keras.

Menurutnya penyebaran Islam garis keras bahwa dirinya teringat pada kasus seperti ini yang pernah terjadi di sejumlah kota.

“Kejadian pernah terjadi di Malang,” kata Kiai Navis seperti dikutip dari NU Online, di Surabaya, Sabtu (23/5).

Untuk itu, kata Navis modus yang dilakukan kelompok ini lumayan canggih.

“Mereka memasang para tokoh lokal setempat untuk mengelabui khalayak,” kata Kiai Navis.

Tidak jarang, di proposal dan baliho serta pamflet yang diedarkan, sejumlah kiai sengaja dipampang sebagai narasumber. Padahal, nama-nama para tokoh agama tersebut hanya untuk menutupi muslihat yang dilakukan.

“Pernah ada pengurus NU yang dipampang dan dihadirkan, namun hanya untuk membuka acara,” ujar dosen UIN Sunan Ampel Surabaya ini. Sedangkan saat acara pesantren Ramadan berlangsung, justru para tutor dari kalangan mereka yang memberikan pendalaman agama.

Realitas ini hendaknya membuka kesadaran para pegiat NU dan Aswaja untuk mengambil peran aktif agar tidak kalah dengan modus yang mereka lakukan.

“Sudah saatnya para pegiat NU dan Aswaja mengantisipasi kejadian seperti ini,” kata dia.

Karenanya, jauh-jauh hari sebelum Ramadan tiba, aktivis Aswaja NU bisa melakukan pendekatan dan meyakinkan kepada sejumlah sekolah bahwa pendalaman agama Islam yang ditawarkan adalah sesuai dengan syariat.

“Tentunya dengan Islam yang menghargai budaya lokal, seperti diwariskan para Walisongo,” kata dia.

Untuk dapat berpartisipasi dalam kajian agama selama Ramadan, sudah saatnya seluruh materi disiapkan, tentunya dengan narasumber yang menguasai materi secara baik.

“Hal ini penting agar pemahaman agama Islam selama Ramadan bagi para siswa dan siswi bisa dipertanggungjawabkan,” katanya.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home