Loading...
BUDAYA
Penulis: Tunggul Tauladan 23:25 WIB | Selasa, 25 Agustus 2015

Nuansa Tempo Dulu Tersaji di Pasar Kangen Jogja

Pengunjung Pasar Kangen Jogja (PKJ) memesan pecel ndeso, Selasa (25/8). (Foto: Tunggul Tauladan)

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM -- Ragam kuliner tradional yang selama ini telah jarang ditemukan, kini bisa dilihat dan dinikmati di Pasar Kangen Jogja (PKJ). Tak hanya makanan tradisional, berbagai benda yang telah tergolong uzur, juga bisa dilihat di PKJ. Inilah Pasar Kangen Jogja, sebuah perhelatan tahunan yang membawa nuansa tempo dulu ke era masa kini.

PKJ tahun ini dihelat di Taman Budaya Yogyakarta (TBY). Acara tahunan ini bisa dinikmati mulai Selasa (25/8) hingga Mingu (30/8). Beragam makanan tradisional bisa dinikmati di tempat ini. Makanan tersebut, seperti sate kere (sate gajih), pecel ndeso, gudeg, oseng-oseng bledek, serabi, gathot, thiwul, lopis, ketan, hingga minuman tradisional, seperti jamu dan wedhang uwuh.

Pengunjung PKJ juga tidak hanya dapat menikmati ragam kuliner tradisional, namun juga bisa menjumpai beragam benda-benda kuno. Benda-benda tersebut, seperti uang kuno, majalah dan buku tempo dulu, keris,wayang, topeng, arca, hingga benda yang akhir-akhir ini sedang naik daun, yaitu batu akik.

Ketua Panitia PKJ, Nini Sularni mengatakan, tahun ini jumlah peserta yang mendaftar untuk ambil bagian dalam PKJ cukup banyak. Namun karena keterbatasan tempat, panitia terpaksa cukup selektif dalam memilih para peserta. Selain itu, pemilihan peserta juga disesuaikan dengan tema PKJ, yaitu harus bernuansa tradisional.

“Panitia sengaja membatasi jumlah peserta karena keterbatasan ruang. Kami juga sengaja melakukan seleksi ketat bagi peserta yang mau ikut. Kuliner yang kami pilih juga harus benar-benar kuliner tradisi. Kuliner model franchise, kami tegas untuk menolak,” jelas Nini.

Menurut Nini, konsep untuk menghadirkan nuansa tempo dulu memang harus benar-benar terlihat dengan jelas. Pasalnya, selain untuk mengenalkan kuliner tradisional, tujuan digelarnya PKJ adalah menghadirkan nuansa romatisme bagi generasi tua sekaligus menghadirkan sensasi kuliner tradisional bagi generasi muda.

“Bagi generasi tua, Pasar Kangen Jogja itu menghadirkan romatisme masa lalu mereka. Bagi generasi muda, Pasar Kangen Jogja menghadirkan sensasi kuliner tradisional Jogja tempo dulu,” tambah Nini Sularni.

Dalam pembukaan PKJ yang berlangsung pada Selasa (25/8) sore, panitia secara khusus menyiapkan uang berbahan tanah liat (Jawa: kreweng). Khusus untuk hari pembukaan, uang berbentuk bulat, mirip koin, tersebut dapat digunakan sebagai alat tukar. Pembeli cukup membayar berbagai makanan dan minuman dengan menggunakan uang kreweng tersebut.

Pasar Kangen Jogja merupakan agenda tahunan yang menyajikan seni, budaya, dan kuliner tradisional Yogyakarta. Selain ragam makanan dan minuman, PKJ tahun ini juga menampilkan gelar seni tradisi dari 20 kelompok seni tradisi. Secara umum, PKJ tahun ini menampilkan 72 stand kuliner, 57 stand pengrajin, dan 23 stand batu akik.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home