Loading...
HAM
Penulis: Sabar Subekti 16:05 WIB | Kamis, 08 Oktober 2015

Obama Minta Maaf Atas Serangan di RS Kunduz, Afganistan

Ruang operasi darurat di RS MSF di Kunduz, Afganistan, setelah serangan udara oleh militer AS pada hari Sabtu (3/10). Presiden AS, Barack Obama, menyatakan meminta maaf atas kejadian itu dan menjanjikan penyelidikan. (Foto-foto dari MSF)

WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, meminta maaf kelompok aktivis Dokter Tanpa Batas (Doctors Without Borders) terkait serangan militer AS kepadavsalah satu fasilitas kesehatan kelompok ini di Afganistan.

Juru bicara gedung Putih, Josh Earnest, mengatakan bahwa Obama menelefon Presiden Internasional Dokter Tanpa batas, Dr. Joanne Liu, hari Rabu (7/10) pagi.

Obama meyakinkan Dr Liu bahwa Departemen Pertahanan sedang penyelidikan kasus itu dan akan menyampaikan laporan secara transparan, menyeluruh dan objektif dari fakta-fakta dan keadaan dari insiden itu.

Dikatakan bahwa jika perlu, presiden akan membuat perubahan yang mencegah tragedi serupa terjadi kembali di masa depan, kata juru bicara. "Ada kesalahan, dan itu salah satu yang  dilakukan Amerika Serikat," kata dia.

Sebelumnya, kelompok bantuan medis itu menyerukan penyelidikan independen internasional atas serangan pada hari Sabtu (3/10) di kota Kunduz, Afghanistan bagian utara yang menewaskan 22 orang, termasuk 12 stafnya kelompok ini.

Kerusakan di RS MSF di Kunduz, Afganistan.

 



Doctors Without Borders atau  Medecins Sans Frontieres (MSF) telah menjelaskan apa yang terjadi pada akhir pekan itu sebagai kemungkinan kejahatan perang.

Dalam pernyataannya, kelompok bantuan media itu mengatakan bahwa serangan terhadap rumah sakit mereka di Kunduz menyebabkan kerugian besar  bagi organisasi. Puluhan ribu orang di Kunduz tidak bisa lagi menerima perawatan medis ketika mereka membutuhkannya.

‘’Hari ini kita katakan: cukup! Bahkan perang pun memiliki aturan,’’ kata Jason Cone, Direktur Eksekutif Doctors Without Borders AS.

Staf RS MSF di Kunduz, setelah serangan pada hari Sabtu (3/10)

 

 

Di Kunduz, pasien kami  terbakar di tempat tidur mereka. Dokter MSF, perawat, dan staf lainnya tewas saat mereka bekerja. Rekan-rekan kami harus mengoperasi satu sama lain. Salah satu dokter kami meninggal  di meja operasi, meja kantor yang digunakan untuk operasi, sementara yang lain mencoba untuk menyelamatkan hidup mereka, kata dia.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home