Loading...
SAINS
Penulis: Melki Pangaribuan 15:22 WIB | Kamis, 23 Juli 2020

Orang Tua Biarkan Anak-anak Bermain

Ilustrasi. Anak bermain. (Foto: NIAMS)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Bermain adalah kegiatan yang penting buat anak-anak, bukan cuma untuk menghibur diri atau menghabiskan waktu, tetapi untuk tumbuh kembang mereka.

Psikolog Anna Surti Ariani menjelaskan, berdasarkan banyak penelitian dan saran dari pakar, proses bermain bisa menumbuhkan kemampuan yang tak didapat anak saat mempelajari hal-hal akademis.

Ia mencontohkan, anak mendapatkan wawasan baru ketika bertengkar dengan temannya saat sedang bermain.

"Dia punya ide bagaimana caranya menyelesaikan masalah," kata Anna dalam acara virtual #MainYuk Dari Rumah bareng Paddle Pop, Rabu (22/7).

Interaksi dengan teman-temannya saat bermain dapat mengasah kemampuan sosial anak.

Manfaat lain dari bermain adalah membentuk anak menjadi sosok yang lebih percaya diri. Ketika anak berhasil menyelesaikan sesuatu saat bermain, tumbuh kepuasan karena dia bisa sukses merampungkan suatu hal.

Contohnya, anak berhasil membuat menara yang lebih tinggi dari permainan sebelumnya.

"Dia akan merasa berhasil dan meningkatkan rasa percaya diri," katanya.

Ketua Ikatan Psikologi Klinis menjelaskan manfaat lain dari bermain, yakni mengasah koordinasi motorik kasar dan motorik halus.

Kemampuan koordinasi motorik kasar semakin berkembang ketika anak menggunakan tangan dan kaki, sementara kemampuan motorik halus meningkat saat anak menggunakan jari-jarinya untuk bermain.

Ada banyak permainan yang mengharuskan anak menggunakan jemarinya, ada pula yang membuat anak harus aktif menggunakan kakinya, misalnya sepakbola.

Anna menuturkan, menurut Michele Capurso dalam sebuah penelitian pada 2016, salah satu manfaat dari bermain bagi anak adalah meningkatkan kemampuan untuk menghadapi dan mengatasi tantangan atau masalah dengan baik dan tenang.

"Tantangan yang akan dihadapi anak-anak kita di masa depan tidak sama dengan yang kita hadapi sekarang. Mereka perlu dibekali bukan saja dari segi akademis, tapi juga dari segi kreativitas, karakter dan kemampuan bersosialisasi yang bisa didapat dari bermain."

Tips Membuat Anak Tidak Lupa Waktu Saat Bermain

Bermain adalah hak anak, tapi orangtua juga harus pintar menerapkan strategi agar anak tidak lupa waktu dan mengerjakan hal lain seperti belajar.

Orangtua, terutama bila buah hatinya sudah masuk usia sekolah, bisa mengajarkan anak untuk membedakan kapan harus bermain dan kapan harus belajar.

"Biasanya akan jauh lebih mudah jika kita berkomunikasi tentang jadwal bermain untuk anak," kata Anna.

Jam dinding analog bisa dipilih sebagai alat bantu dalam membuat anak memahami jadwal belajar dan bermain. Jika anak sudah memahami cara kerja jam dinding, beritahu anak kapan waktunya mereka harus mengakhiri permainan.

"Kita bisa bilang, 'nanti kalau jarum panjang menunjuk angka 12, kita stop mainnya dulu'," kata Anna.

Menjelang batas waktu, ingatkanlah anak bahwa sebentar lagi dia harus berhenti bermain, namun dengan cara yang menyenangkan.n

"Sebutkan 'masih boleh main kok', anak akan berpikir masih ada waktu dan lebih bersemangat," katanya.

Setelah beberapa kali mengingatkan bila waktu bermain segera usai, orangtua bisa tegas ketika durasi waktu yang disepakati bersama anak telah tercapai.

"Pada saat jarum lewat angka 12, karena sudah disampaikan berulang kali, maka tidak ada negosiasi."

Sampaikanlah batasan-batasan ini kepada anak dengan cara yang baik dan hangat sehingga anak bisa belajar lebih baik serta berkembang sebagai individu yang lebih matang, pesan dia.

Strategi ini diterapkan oleh Puteri Indonesia 2004 Artika Sari Devi dengan membuat jadwal bermain, istirahat, belajar dan berkumpul untuk dua anaknya.

Ia dan suaminya, musisi Baim, meyakini segala sesuatu harus berimbang untuk anak, termasuk urusan bermain dan belajar.

Mereka membuat jadwal harian yang disesuaikan dengan porsi waktu yang dimiliki. Anak-anak bisa bermain, tapi tidak lupa belajar.

Jadwal ini juga membuatnya dan Baim bisa mengeratkan hubungan dengan buah hati di tengah segala kesibukan orangtua.

"Kalau mamanya sedang kosong, saya akan main sama anak, ada juga waktunya mereka main sendiri," ujar Artika. (Antara)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home