Loading...
FOTO
Penulis: Dedy Istanto 19:37 WIB | Minggu, 29 November 2015

Owa Jawa Primata yang Setia dengan Pasangannya

Owa Jawa Primata yang Setia dengan Pasangannya
Owa jawa (Hylobates moloch) saat berada di atas pohon dengan buah liana susu yang terlihat di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango di Pusat Pendidikan Konservasi Alam (PPKA) Bodogol, Sukabumi, Jawa Barat pada hari Minggu (29/11). Owa jawa merupakan salah satu primata endemik yang hanya ditemukan di pulau Jawa dengan status rentan hampir punah akibat perburuan dan hilangnya habitat sebagai tempat hidupnya. (Foto-foto: Dedy Istanto).
Owa Jawa Primata yang Setia dengan Pasangannya
Salah satu anak Owa jawa saat mencari makan di atas pohon yang merupakan salah satu habitatnya di hutan yang berada di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat.
Owa Jawa Primata yang Setia dengan Pasangannya
Hutan tropis yang menjadi salah satu habitat bagi owa jawa yang berada pada ketinggian sekitar 1.400 sampai dengan 1.600 mdpl untuk mencari makan dan berkembang biak.
Owa Jawa Primata yang Setia dengan Pasangannya
Salah satu individu owa jawa saat bergelayutan di atas pohon yang menjadi ciri khas jenis primata ini untuk berpindah dari pohon satu ke pohon lain untuk mendapatkan makanan.
Owa Jawa Primata yang Setia dengan Pasangannya
Salah satu induk owa jawa dengan anaknya saat berada di atas pohon untuk mendapatkan makanan di kawasan konservasi Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol, Jawa Barat.

SUKABUMI, SATUHARAPAN.COM – Owa jawa (Hylobates moloch) merupakan primata yang setia terhadap pasangannya. Kera ini sepanjang hidupnya biasa memiliki satu pasangan saja.

Primata yang memiliki warna abu-abu hampir diseluruh tubuh dengan wajah berwarna hitam ini menjadi salah satu jenis satwa dilindungi karena hampir punah. Owa jawa merupakan jenis primata endemik yang hanya terdapat di pulau Jawa kebanyakan di Jawa bagian barat.

Penyebaran owa jawa terdapat di wilayah hutan pada ketinggian 1.400 – 1.600 meter di bawah permukaan laut. Habitatnya yang kian berkurang terkadang memaksa keberadaan owa harus mencari makan di bawah ketinggian.

Aktivitas owa jawa hampir sebagian besar menghabiskan waktunya di atas pohon dan jarang turun sampai ke dasar hutan. Pergerakan dari pohon yang satu ke pohon yang lain sambil bergelayutan merupakan ciri khas dari primata tersebut. Dengan kedua tangannya yang panjang, owa jawa sangat lincah berpindah untuk mendapatkan makanan.

Owa jawa aktif pada pagi hingga sore hari (diurnal) untuk mencari makanan. Pagi hari biasanya owa mulai keluar pukul 06.00 sampai dengan pukul 11.00. Pada siang hari biasanya owa menghabiskan waktunya untuk beristirahat dengan saling mencari kutu, antara jantan dan betina, dan kembali mencari makan pada pukul 15.00 WIB sampai dengan pukul 17.00.

Status keberadaan owa jawa sangat rentan punah akibat perburuan dan juga hilangnya habitat. Owa jawa sebelumnya menempati habitat seluas 43.274 kilometer persegi, tetapi kini hanya tinggal sekitar 1.608 kilometer persegi atau menyusut sekitar 96 persen.

Meski keberadaan owa jawa telah dilidungi sejak tahun 1931 melalui Peraturan Perlindungan Binatang Liar Nomor 226 dan diperkuat dengan Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990, serta Surat Keputusan Menteri Kehutanan tahun 1991, namun populasinya di alam terus menyusut.

Diperkirakan jumlah owa jawa hanya tersisa antara 2.000 sampai dengan 4.000 ekor saja dengan status hampir mendekati kepunahan. Berikut ini beberapa foto owa jawa yang terekam dalam perjalanan kesalah satu kawasan Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango di Pusat Pendidikan Konservasi Alam (PPKA) Bodogol, Sukabumi, Jawa Barat.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home