Loading...
INSPIRASI
Penulis: Yoel M Indrasmoro 10:56 WIB | Sabtu, 30 Desember 2017

Pakaian Keselamatan dan Jubah Kebenaran

Sudahkah kita mengenakan pakaian keselamatan dan jubah kebenaran pada waktu mengambil keputusan pada tahun 2017?
Memandang ufuk Barat (foto: istimewa)

”Jika ingin menilai karakter seseorang, berilah dia kekuasaan!” Demikianlah adagium yang sering dikutip berkait kekuasaan. Sebab, mengutip Lord Acton, kekuasaan cenderung menyimpang dan kekuasaan mutlak pasti menyimpang.

Betapa mengerikan kekuasaan itu! Sesungguhnya itu jugalah yang diberikan Allah kepada manusia setidaknya atas sendiri. Allah mengaruniakan kehendak bebas dalam diri kita masing-masing. Kita bukanlah wayang di tangan dalang. Manusia dikaruniakan Tuhan kemampuan dan kemauan untuk mengambil keputusan. Dan kedewasaan seseorang akan terlihat ketika dia mampu mengambil keputusan.

 

Pakaian Keselamatan dan Jubah Kebenaran

Nah, pertanyaan yang patut direnungkan pada akhir tahun ini adalah berapa kali sudah kita mengambil keputusan penting bagi diri sendiri, juga orang lain? Sudah tepatkah keputusan itu? Apa pula kriterianya?

Yesaya bernubuat: ”Aku bersukaria di dalam TUHAN, jiwaku bersorak-sorai di dalam Allahku, sebab Ia mengenakan pakaian keselamatan kepadaku dan menyelubungi aku dengan jubah kebenaran....” (Yes. 61:10).

Perhatikan kedua hal ini: pakaian keselamatan dan jubah kebenaran. Dan kedua hal ini sebenarnya bisa kita jadikan patokan dalam mengambil keputusan. Keselamatan yang dari Allah seharusnya menjadi dasar bagi kita untuk hidup di dalam kebenaran Allah. Allah memang mengaruniakan kehendak bebas dalam diri setiap manusia. Akan tetapi, aneh rasanya jika manusia yang telah diselamatkan-Nya, hidup semau-maunya!

Pakaian keselamatan dan jubah kebenaran itulah yang semestinya membuat umat Allah sungguh-sungguh mau menjadi alat di tangan Allah! Dalam Mazmur 148, pemazmur mengajak segala sesuatu memuji Allah! Sebab: ”Dia mendirikan semuanya untuk seterusnya dan selamanya, dan memberi ketetapan yang tidak dapat dilanggar” (Mzm. 148:6). Allah tak sekadar mencipta, tetapi juga menetapkan masing-masing menurut kehendak-Nya.

 

Kehendak Allah adalah Anugerah

Dengan kata lain, di dalam setiap makhluk, Allah juga menganugerahkan kehendak-Nya. Itu berarti Tuhan juga memberikan kemampuan dalam diri setiap makhluk untuk bertindak seturut dengan kehendak Tuhan! Syarat utamanya adalah hidup sebagai hamba Allah—sebagai abdullah!

Ini bukan perkara gampang. Dosa menghambat manusia untuk memahami kehendak Allah baginya. Dosa pula yang membuat manusia menjadi seteru Allah, bahkan menjadi sama seperti Allah. Dosa membuat manusia merasa lebih hebat dari Allah.

Nah sekarang pertanyaannya: Tepatkah keputusan-keputusan penting yang telah kita buat pada 2017? Jawabannya adalah apakah kita telah menjadikan kehendak Allah sebagai dasar dalam pengambilan keputusan itu?

Jika sudah sudah tepat bersyukurlah! Jika belum, inilah waktunya menyerahkan semua keputusan yang tidak tepat itu kepada Allah dan memohon Dia menjadikannya kebaikan, tak hanya untuk kita tetapi juga orang-orang yang langsung merasakan keputusan itu!

Selamat menutup tahun 2017 bersama Allah!

 

Email: inspirasi@satuharapan.com

Editor : Yoel M Indrasmoro


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home