Loading...
DUNIA
Penulis: Dewasasri M Wardani 10:35 WIB | Kamis, 18 April 2019

Pakar: Restorasi Notre Dame Perlu Waktu Puluhan Tahun

Foto udara Katedral Notre Dame di Paris, Prancis, pascakebakaran, Rabu (17/4). (Foto: Voaindonesia.com)

PARIS, SATUHARAPAN.COM –  Presiden Prancis Emmanuel Macron hari Selasa (16/4), menetapkan target untuk membangun kembali Katedral Notre Dame yang hancur karena kebakaran, dalam waktu lima tahun.

Dalam pidato yang disiarkan lewat televisi, Macron mengatakan Prancis adalah negara pembangun dan dengan partisipasi semua orang, rencana itu dapat dilaksanakan. Namun, para ahli restorasi bangunan-bangunan bersejarah memperingatkan bahwa akan membutuhkan waktu puluhan tahun untuk menghantarkan gereja itu kembali ke kemegahan sebelumnya.

Berita mengenai kebakaran Notre Dame bergema di seluruh dunia. Bagi banyak orang, penanda khas Kota Paris itu lebih dari sekadar simbol keagamaan.

Yoshihide Suga, Sekretaris Kabinet Jepang, menyampaikan komentarnya, “Katedral Notre Dame adalah situs Warisan Dunia UNESCO, dan kerusakannya merupakan kehilangan bagi dunia, dan hati kita merasa pilu.”

Sementara itu, Oleg Shein, anggota parlemen Rusia mengatakan, “Kerusakan itu merupakan pukulan serius bagi warisan sejarah dan budaya semua umat manusia, dan bagi rakyat kita sebagai anggota umat manusia.”

Bill Shorten, Pemimpin Oposisi Australia, menyatakan, “Notre Dame adalah ikon global.”

Menanggapi ajakan Presiden Prancis Emmanuel Macron, janji sumbangan dari para donor untuk membantu pembangunan kembali katedral itu telah mencapai hampir $800 juta (Rp 11 triliun), hanya sehari setelah api menghancurkan bagian bangunan yang terbuat dari kayu ek dan merobohkan menaranya itu.

Dalam pidatonya, Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menyatakan tekadnya.

“Kita akan membangun kembali Katedral Notre Dame menjadi lebih indah, dan saya ingin ini tercapai dalam lima tahun. Kita bisa melakukannya,” kata Macron.

Tetapi para ahli restorasi gedung-gedung bersejarah mengatakan, akan membutuhkan waktu puluhan tahun untuk menyelesaikan proyek itu. Eric Fisher adalah kepala yayasan yang bertanggung jawab untuk pemeliharaan katedral dari abad pertengahan di Strasbourg.

Dia menerangkan, “Secara pribadi, saya akan mengandalkan beberapa dekade daripada beberapa tahun dalam hal pengerjaannya. Diagnosis awal akan sangat penting karena hal itu akan menentukan apa yang telah hancur, dan apa yang bisa dilestarikan. Langkah selanjutnya adalah membuat pilihan restorasi bahkan sebelum pekerjaan rekonstruksi dimulai.”

Menemukan tukang batu, seniman lukis kaca dan tukang kayu yang terampil dalam restorasi bersejarah itu akan menjadi tantangan tersendiri, kata Francis Maude, seorang arsitek yang bekerja untuk proyek restorasi Kastil Windsor setelah istana bersejarah itu terbakar pada tahun 1992.

Francis Maude, arsitek terkenal dari Inggris itu menyatakan, “Tersedianya tenaga trampil untuk menyelesaikan begitu banyak pekerjaan tukang batu, tukang kayu, pengrajin timah, seniman lukis kaca untuk jendela-jendela bangunan itu, mungkin merupakan tantangan industri yang harus dihadapi di seluruh Eropa pada saat ini, terutama karena kita tahu ada proyek-proyek yang sangat besar lainnya yang menghadapi keterbatasan yang sama.”

Sebagian orang akan bersikeras bahwa katedral itu harus dibangun kembali dengan bahan yang persis sama dan dengan cara yang sama seperti sebelum kebakaran. Namun, cara demikian mungkin tidak bijaksana, kata Maude. Memanfaatkan keterampilan dan bahan yang tersedia saat ini mungkin bisa membuat katedral itu lebih siap untuk bertahan 800 tahun lagi. Para arsitek Inggris mengatakan, pembangunan gedung-gedung bersejarah yang megah membutuhkan waktu puluhan tahun, atau bahkan berabad-abad, dan bahan bangunan serta gaya konstruksi juga berubah-ubah seiring dengan berjalannya waktu. (Voaindonesia.com)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home