Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 06:55 WIB | Selasa, 09 Juni 2020

Pakistan, Rumah Sakit Tolak Pasien COVID-19, Kehabisan Tempat Tidur

Situasi kota Lahore, Pakistan. (Foto: dok. DW)

ISLAMABAD, SATUHARAPAN.COM-Pakistan telah mencatat lebih dari 100.000 kasus virus corona, kata otoritas kesehatan, hari Senin (8/7), ketika rumah sakit memperingatkan mereka kehabisan tempat tidur untuk merawat pasien.

Pakistan, dan tetangganya, India dan Afghanistan, berada di belakang negara-negara Barat dalam hal jumlah terinfeksi virus COVID-19, tetapi para ahli memperingatkan kurangnya pengujian atau pelaporan yang akurat di daerah pedesaan bisa jadi menyembunyikan angka sebenarnya.

Dalam beberapa pekan terakhir, negara dengan penduduk lebih dari 210 juta ini melaporkan peningkatan tajam infeksi baru, dan pada hari Senin pemerintah mengatakan lebih dari 100.000 kasus, dan 2.000 kematian kini telah dicatat.

Pekan lalu sebuah laporan pemerintah yang bocor menyatakan ada hampir 700.000 kasus infeksi di Lahore saja. Dan dokter di beberapa rumah sakit utama di kota timur bersejarah itu mengatakan bahwa mereka kehabisan tempat tidur, ventilator, dan peralatan vital lainnya.

"Dengan meningkatnya kasus, lebih banyak petugas kesehatan juga menjadi korban virus," kata Farooq Sahil, seorang dokter di rumah sakit di Lahore.

Khizer Hayat, ketua Asosiasi Dokter Muda Punjab, mengatakan fasilitas di seluruh provinsi membutuhkan bantuan. "Rumah sakit kehabisan tempat tidur; tidak ada cukup ventilator yang diberikan kepada kami," katanya.

RS Menolak Pasien

Di kota pelabuhan Karachi, pusat-pusat kesehatan menolak orang sakit, dengan memasang tanda besar di dekat pintu masuk rumah sakit yang menyatakan tidak ada ruang untuk pasien virus corona.

Asad Umar, yang mengepalai satuan tugas nasional virus corona, mengatakan paket untuk mengurangi tekanan pada rumah sakit sedang diselesaikan dan akan mencakup 1.000 tempat tidur baru di kota-kota besar.

Kebijakan penguncian di Pakistan tidak maksimal, dengan Perdana Menteri Imran Khan enggan menyebut penutupan nasional, demi melindungi ekonomi. "Krisis sedang berlangsung sekarang, karena kami telah berhenti mengamati isolasi," kata Sikander Ali Memon, yang memimpin upaya anti-virus di Provinsi Sindh.

Di provinsi Balochistan barat daya, juru bicara pemerintah, Liaqat Shahwani, mengatakan bahwa situasinya serius, dan pihak berwenang berjuang untuk mengatasinya. (AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home