Loading...
BUDAYA
Penulis: Prasasta Widiadi 16:35 WIB | Sabtu, 13 September 2014

Palang Pintu Warnai Lebaran Betawi 2014

Palang Pintu Warnai Lebaran Betawi 2014
Hj. Sylviana Murni, Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Pariwisata dan Kebudayaan (jilbab warna silver) menyaksikan para palang pintu berpencak silat. (Foto-foto: Prasasta Widiadi).
Palang Pintu Warnai Lebaran Betawi 2014
Sylviana Murni (jilbab silver) duduk di panggung yang menyerupai kantor dinas Gubernur DKI Jakarta, di kanan kiri nya merupakan para pengurus Badan musyawarah (Bamus) Betawi.
Palang Pintu Warnai Lebaran Betawi 2014
Sylviana Murni berkunjung ke kampung budaya Kota Jakarta Barat.
Palang Pintu Warnai Lebaran Betawi 2014
Peragaan palang pintu dari Sanggar "Si Pitung".
Palang Pintu Warnai Lebaran Betawi 2014
Peragaan palang pintu dari Sanggar "Si Pitung".
Palang Pintu Warnai Lebaran Betawi 2014
Tari Betawi, Lengang Nyai turut mengisi pembukaan Lebaran Betawi 2014.
Palang Pintu Warnai Lebaran Betawi 2014
Tari Betawi, Lengang Nyai turut mengisi pembukaan Lebaran Betawi 2014.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Salah satu bagian dari kesenian tradisional Betawi, palang pintu menjadi bagian pembuka Lebaran Betawi 2014, Sabtu (13/9) di Silang Timur Monumen Nasional (Monas),  Jakarta.

Palang pintu yang diperagakan para pemuda dari sanggar seni “Si Pitung” saling beradu pantun, dan kemudian memeragakan pencak silat tradisional Betawi.

Di satu sisi ada para pemuda palang pintu berseragam ungu yang menjaga panggung rumah gubernur, dan ada pasukan pemuda palang pintu berseragam hijau yang mengawal kedatangan Deputi Gubernur Bidang Kebudayaan dan Pariwisata, Hj. Sylviana Murni yang datang pukul 11:00 dan di bawah pengawalan para anggota Badan Musyawarah (Bamus) Betawi berseragam gamis putih dan sarung hijau.

“Orang tue dateng dari kramat,

Kalo ngomong jangan nyakitin ati,

Bu Sylvi datang dengan segala hormat

mohon diterima dengan senang ati,” demikian kata anggota palang pintu yang menghantar Sylviana Murni.

“Kalau ente makan biji kenari

Jangan ditelen biji bijinye

Nih ane punya jawara bamus betawi

Jangan ditanye jurus jurus silatnye,” tantang anggota palang pintu yang menjaga rumah Gubernur.

“Bang, tadi Bu Sylvi bilang sama ane,

jalan dari setu babakan ke ciawi

jalannya tengah hari

nah kalo bukan karena lebaran betawi

bu sylvi kagak mungkin dateng ke mari,” anggota palang pintu yang menghantar Sylviana Murni langsung menanggapi pantun tersebut.

Pertarungan yang hanya simbolisasi tersebut ditandai dengan kekalahan palang pintu yang menjaga rumah gubernur, dan kemudian rombongan palang pintu yang menghantar Sylviana Murni beberapa saat kemudian memasuki panggung rumah gubernur dengan iring-iringan alat musik rebana dan lagu shalawat yang ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW yang terletak di sebelah selatan panggung utama.

Lebaran Betawi menyediakan satu panggung utama berukuran 30 x 20 meter, sementara panggung sekunder yang menyimbolkan rumah Gubernur DKI Jakarta berukuran 25 x 24 meter, di sebelah utara ada panggung lainnya untuk pertunjukkan musik yang berukuran hampir sama.       

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyelenggarakan Lebaran Betawi pada Sabtu (13/9) dan Minggu (14/9). Kehadiran Sylviana Murni meninjau perhelatan ini dimulai dengan bersalaman dengan para petinggi Bamus Betawi, kemudian tanpa berlama-lama Sylviana bergerak menuju kampung budaya Jakarta Barat, Timur, Utara, Pusat, Selatan, dan Kepulauan Seribu sebelum meninjau 50 stand kuliner yang disediakan Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan, dan yang terakhir Sylviana meninjau puluhan stand yang terletak bersebelahan di sisi selatan Monas, milik Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.  

Pada stand kuliner terdapat berbagai pedagang yang menjajakan beragam makanan dan minuman, yang tidak hanya berasal dari Provinsi DKI Jakarta tetapi daerah lain, di luar Jakarta.

Lima Kota Adminstratif dan Kabupaten Pamerkan Kampung Budaya

Selain pertunjukkan budaya yang tersedia di panggung utama, lima kota administratif di Provinsi DKI Jakarta (Jakarta Barat, Timur, Utara, Pusat, dan Selatan), dan Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu masing-masing  membuat kampung budaya yang dihiasi dengan tempat khusus yang menjadi ciri khas kota atau kabupaten tersebut. Misalnya ada gambar Kota Tua yang terdapat di kampung budaya Jakarta Utara.

Masing-masing kota dan kabupaten administratif membuat kampung budaya di pinggir panggung utama dengan ukuran 35 x 45 meter, walau dijejali banyak pengunjung akan tetapi kampung budaya tidak terasa sempit karena alunan musik gambang kromong dan keroncong dari panggung yang terdapat di masing-masing kampung budaya saling sahut-menyahut tidak membuat suasana menjadi bosan.

Sehari sebelumnya, Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Saefullah mengatakan kegiatan ini merupakan sebuah upaya pemerintah untuk melestarikan kebudayaan Betawi. Karena itulah Pemprov DKI memandang kegiatan ini penting diselenggarakan.

Saefullah mengemukakan betapa besarnya peran tokoh serba bisa Betawi (alm.) H.Amarullah Asbah yang akrab disapa Bang Uwo sebagai pencetus Lebaran Betawi menjadi salah satu tonggak penting usaha Bamus dalam mempertahankan budaya Betawi.

Pada 2013, Lebaran Betawi diselenggarakan di tempat yang sama, kala itu dibuka Wakil Gubernur DKI Jakarta,  Basuki Tjahaja Purnama.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home