Loading...
BUDAYA
Penulis: Ignatius Dwiana 02:03 WIB | Selasa, 25 Juni 2013

Pameran Kriya di Tugu Kunstring Paleis Jakarta

-Nggak Membumi- karya Ali Robin, salah satu karya yang ditampilkan di Pameran Kriya “Horizon of Strength: Metal in the Making” di Tugu Kunstring Paleis Jakarta. (Foto: Ignatius Dwiana)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pengolahan logam secara prinsip tidak banyak berubah dari masa lalu, namun tentu saja terjadi banyak kemajuan dan penyempurnaan dalam teknik pengolahannya. Dalam seni rupa dan kriya, kemungkinan teknik ini coba diaplikasikan ke dalam beragam bentuk yang dipamerkan dalam pameran kriya Indonesia di Tugu Kunstring Paleis Jakarta dengan tema “Horizon of Strength: Metal in the Making”. Pameran ini berlangsung dari Selasa (18/6) hingga Jum’at (2/7).

Menurut kurator benda-benda seni, Asmudjo J Irianto, ketrampilan pembuatan perhiasan logam tradisional di Indonesia bisa dikatakan cukup tinggi. Beberapa di antaranya bertahan dan berkembang sampai saat ini, seperti ditunjukkan sentra perhiasan perak di Kota Gede, Yogyakarta dan Celuk di Bali.

Potensi ketrampilan pengrajin itu telah memicu tumbuhnya perusahaan-perusahaan perhiasan logam yang mengembangkan desain-desain baru dan menggunakan peralatan yang lebih canggih. Beberapa perusahaan perhiasan logam di Bali bahkan telah memiliki reputasi internasional. Saat ini para desainer perhiasan mandiri juga memainkan peranan dalam memperkaya khasanah perhiasan logam di Indonesia. Demikian pula kepandaian membuat keris masih terus berlanjut, juga dengan kemungkinan aplikasi pamor pada perhiasan maupun belati.

Sementara menurut kritikus seni dan kurator, Rizki A Zaelani, di dalam lingkup seni rupa, bermacam logam dan kemungkinan teknik pengerjaan logam menjadi potensi yang dimanfaatkan seniman. Teknik las, pengecoran, dan kenteng menjadi teknik yang kerap dimanfaatkan seniman. Namun pameran ini juga menunjukkan jika seniman kerap mencari pelbagai kemungkinan yang tidak umum untuk pengerjaan karyanya, termasuk memanfaatkan barang-barang logam temuan.

Dalam praktiknya, para seniman kerap bekerja sama dengan perajin di sentra logam untuk merealisasikan gagasannya. Beberapa pandai logam di Trowulan dan Mojo Agung sering menerima pekerjaan pengecoran logam dari seniman. Sedangkan untuk pekerjaan kenteng, para desainer dan seniman kerap memanfaatkan ketrampilan pandai logam di Cepogo, Boyolali Jawa Tengah.

Empat puluh seniman turut serta dalam pameran ini, dan 70 karya seni yang ditampilkan dalam bentuk perhiasan, senjata tradisional, obyek dekoratif, dan patung. Desainer perhiasan logam mandiri dan para perajin senjata juga menghadirkan karyanya.

Editor : Yan Chrisna


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home