Loading...
BUDAYA
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 00:29 WIB | Rabu, 26 Juli 2017

Pameran Seni Rupa "Remembrance"

Pameran tunggal rajutan-sulam "Rememberance" karya Yuni Bening di Kebun Bibi, Jalan Minggiran 61. A/MJ II-Mantrijeron Yogyakarta, 25 Juli - 25 Agustus 2017. (Foto-foto: Moh. Jauhar al-Hakimi)

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Ingatan pada masa kecil membawa perajin rajutan-sulam Yuni Bening pada pameran tunggalnya yang kedua bertajuk "Remembrance". Pameran karya rajutan-sulam dibuka Selasa (25/7) malam di Kebun Bibi, Jalan Minggiran 61. A/MJ II-Mantrijeron Yogyakarta. Sebelumnya pada tahun 2009 Yuni berpameran tunggal di Via-Via cafe dengan keseluruhan karya berupa rajutan. Pameran tunggal "Remembrance" akan berlangsung sampai 25 Agustus 2017.

"Ingatan atas masa kecil saya coba kembali hadirkan melalui media sulam, rajut, amigurumi, berikut instalasinya." kata Yuni kepada satuharapan.com di sela-sela pembukaan pameran.

Ingatan Yuni pada cerita masa kecilnya dituangkan dalam pola-pola gambar imajinasi anak kecil membentuk karya rajutan maupun dikombinasi dengan sulaman dan dipajang pada ram/pembidang sulam dalam karya yang sederhana. Ingatan anak kecil pada dunianya: bermain mengeksplorasi seluruh yang ada di sekitarnya. Ada kegembiraan maupun kesedihan yang kadang bercampur dan terekam terus dalam ingatan hingga saat dirinya menjadi seorang ibu.

Yuni memvisualkan karyanya dengan beberapa lagu anak dalam memberikan narasi karya yang dipamerkan. Narasi tersebut berupa lagu-lagu yang diputar ataupun lirik lagu anak yang ditulis di sekitar karya yang dipajang.

Coretan tangan bertuliskan lirik lagu anak-anak di sekitar karya yang terpajang pada ram sulam di dinding pameran akan membawa ingatan kolektif pengunjung dalam alam bawah sadarnya: mencoret-coret  dinding hampir pernah dilakukan oleh anak-anak. Dimana pun. Kapan pun. Bahkan ketika ditegur ataupun dimarahi oleh orang tuanya karena corat-coretnya di dinding, tidak ada jaminan untuk tidak mengulangi lagi. Ini menjadi salah satu ekspresi natural anak-anak dalam merespon ruang geraknya.

Dalam karya instalasinya, Yuni memasang karya sulamnya pada meja-kursi pengunjung dan mempersilakan pengunjung untuk mendudukinya.

"Rusak tidak apa-apa. Pada dasarnya saya telah lama membuat merchandise maupun barang rajutan besar semisal sarung bantal, baju, sweater, bahkan cover bed ukuran besar. Lebih pada fungsi barang tersebut. Dengan dipajang membungkus meja-kursi, sulam pembungkus tersebut tetap berfungsi sekaligus tentunya bisa menjadi penghias ruangan." lebih lanjut Yuni menjelaskan.

Pada satu karya instalasi berbentuk kelambu yang menyelubungi satu ruangan kecil dengan sebuah lampu penerang redup yang dibalut rajutan, Yuni mengajak pengunjung menuliskan ingatan masa kecilnya pada selembar kertas, dan menempelkannya di dinding untuk berbagi ingatan masa kecil pada pengunjung lainnya. Sebuah dinding ingatan yang membawa setiap orang kembali pada masa kecilnya yang akan terekam sampai kapanpun. Disadari ataupun tidak.

"...hanya memberi/tak harap kembali/bagai sang surya menyinari dunia..."

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home