Loading...
BUDAYA
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 01:04 WIB | Jumat, 27 Mei 2016

Pameran Seni Rupa Seninjong Digelar di Plataran Djoko Pekik

Oei Hong Djien saat memberikan sambutan pada acara pembukaan Pameran Seninjong di Plataran Djoko Pekik, Sembungan Bangunjiwo, Kasihan-Bantul; Kamis (26/5). (Foto-foto: Moh. Jauhar al-Hakimi)

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Plataran Djoko Pekik di Sembungan Bangunjiwo, Kasihan-Bantul hari Kamis (26/5) malam diramaikan oleh seniman-perupa Yogyakarta. Sebanyak 22 perupa Yogyakarta selama satu bulan hingga 26 Juni 2016 memamerkan karya rupa dua dimensi (lukisan) maupun tiga dimensi (patung, instalasi).

Tidak kurang Agus Baqul Purnomo, Nasirun, Ismanto Wahyudi, Ivan Sagita, Heri Dono, Putu Sutawijaya, memamerkan karyanya di ruang seni milik pelukis Djoko Pekik.

Bangunan tiga lantai yang baru selesai dikerjakan menjadi tempat dalam pameran bertajuk Seninjong. Gogor Bangsa, anak pertama Djoko Pekik yang mempersiapkan plataran sebagai tempat pameran menjelaskan penggunaan kata plataran sebagai ruang yang digunakan oleh masyarakat sekitar dalam beraktivitas sehari-hari mulai dari tempat bermain anak-anak hingga aktivitas lainnya secara bersama-sama. Dengan semangat yang sama digunakanlah istilah plataran untuk ruang seni Djoko Pekik.

Pameran Seninjong yang baru pertama kali digelar, dibuka secara resmi oleh kolektor benda seni Oei Hong Djien. Hong Djien menyoroti perkembangan seni rupa di Yogyakarta yang sangat pesat dalam sepuluh tahun terakhir.

"Bayangkan saja, kemarin ada enam pameran (seni rupa) di Yogyakarta yang dibuka. Hari ini ada lima pameran. Besok ada Art Jog yang baru dimulai. Hari minggu ada pameran karya Nasirun. (Mungkin) tidak ada duanya dinamika seni rupa di dunia ini, yang bisa melebihi Yogyakarta. Senimannya tidak pernah berhenti berkarya (dan berkretaivitas). (Tentunya) ini berkat kerja keras seniman dan masyarakat Yogyakarta. Ini harus dipertahankan," kata Hong Djien dalam sambutannya sebelum membuka pameran.

Seninjong, lengkap-pepak-enak

Seninjong dimaksud merujuk pada tenong sejenis tempat jajanan yang berisi beraneka rupa jajan yang lengkap, pepak, dan enak. Sementara masyarakat Gondomanan Yogyakarta mengenal Seninjong sebagai menu lama campuran bihun dan bakmie yang disajikan dengan gaya dan bumbu masakan Jawa.

Seninjong sendiri dimaknai sebagai bunga rampai catatan tentang segala rupa perpaduan karya seni rupa. Dengan menggelar pameran Seninjong di plataran diharapkan menjadi ruang untuk menampung energi kreatif seniman-perupa Yogyakarta dan sekitarnya yang semakin hari semakin meningkat jumlahnya.

"Jogja telah menjadi magnet seni rupa dunia. Bulan-bulan ini (Mei-Juni) raksasa magnet seni rupa itu ada di Jogja. Harapan saya, semoga seniman pemula/menengah maupun senior bisa saling bersatu. Tidak ada jegal menjegal. Terus bersatu dalam berkesenian," pesan Djoko Pekik dalam sambutannya.

Pesan Djoko Pekik secara jelas disampaikan kepada seluruh insan seniman-perupa di manapun: energi positif berkesenian telah membentuk Yogyakarta menjadi sebuah rumah besar yang lengkap, pepak, dan enak. Ini yang harus dijaga. Sebagaimana sebuah tenongan yang berisi sajian makanan yang beragam, menjadi menarik ketika berkumpul dalam sebuah wadah yang saling melengkapi. Dan menawarkan beragam rasa.

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home