Loading...
BUDAYA
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 22:14 WIB | Minggu, 22 Mei 2016

Pameran Titi Mangsa di Rumah Seni Sidoarum

Titi Widiningrum, pendukung utama pameran (tengah) memberi sambutan saat pembukaan acara didampingi Bambang Heras (kiri), Nasirun (kedua dari kiri) dan Joseph Wiyono (kedua dari kanan). (Foto-foto Moh. Jauhar al-Hakimi)

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Bulan Mei-Juni setiap tahun seolah menjadi hari raya bagi dunia seni-budaya di Yogyakarta terutama seni rupa. Banyak gelaran seni rupa dihelat di galeri-galeri, rumah seni, rumah komunitas, hingga cafe yang tersebar di berbagai wilayah Yogyakarta di waktu tersebut.

Merayakan ulang tahunnya yang kedua, pada 23 Mei Rumah Seni Sidoarum milik perupa Nasirun di dusun Krapyak Sidoarum, Godean-Sleman, digelar pameran seni rupa.

Dua puluh delapan perupa merespons tema Titi Mangsa dalam lukisan, patung, maupun instalasi. Pembukaan pameran dihadiri banyak perupa Yogyakarta di antaranya pematung Noor Ibrahim, Samuel Indratma, Basrizal Albara, Bambang Heras, Yuswantoro Adi, Joseph Wiyono, maupun pelaku seni sastra Umi Kultsum.

Setelah pembacaan puisi secara spontan dari seorang pengunjung, pameran seni itu dibuka resmi, hari Minggu (22/5).

Joseph Wiyono menjelaskan bahwa saat ini banyak bermunculan ruang seni baru yang tersebar di wilayah Yogyakarta. Kemunculan tersebut diharapkannya bisa menjadi ruang alternatif sehingga mampu menampung ide-ide, gagasan, dan karya bagi pelaku seni/perupa.

Lebih jauh menurut Yoseph ada hal penting berupa ketulusan untuk tetap bersemangat dalam berkesenian. Beruntungnya, di Yogyakarta iklim berkesenian menurut dia bisa saling mendukung satu sama lain.

"Semangat (tidak sendirian) dalam berkesenian inilah yang harus terus dijaga agar bisa saling membangkitkan dan menumbuhkan kreativitas," kata Yoseph dalam sambutannya di pembukaan pameran.

 

Nasirun selaku tuan rumah memberikan catatan bahwa Yogyakarta dengan segala yang dimilikinya: warisan budaya maupun dinamika sosial masyarakat, bisa menjadi rujukan bagi perkembangan seni-budaya baik bagi dirinya sendiri maupun bagi wilayah sekitarnya.

"Yogyakarta sudah waktunya menjadi kanvas bagi seniman (dalam berkarya)," jelas Nasirun sambil berharap suatu saat mampu melahirkan renaissance kedua.

Pameran Titi Mangsa dibuka setiap hari, dari 22 Mei sampai 10 Juni 2016.

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home