Panel Ahli Kritik WHO dan China Atas Tanggapan Awal COVID-19

JENEWA, SATUHARAPAN.COM-Sebuah panel ahli yang ditugaskan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengkritik China dan negara-negara lain karena tidak bergerak untuk membendung wabah virus Corona lebih awal, dan mempertanyakan apakah badan kesehatan PBB ITU seharusnya menandainya sebagai pandemi lebih cepat.

Dalam sebuah laporan yang dikeluarkan hari Senin (18/1), panel yang dipimpin oleh mantan Presiden Liberia, Ellen Johnson Sirleaf, dan mantan Perdana Menteri Selandia Baru, Helen Clark, mengatakan ada "kesempatan yang hilang untuk menerapkan langkah-langkah kesehatan masyarakat dasar pada kesempatan paling awal." 

Panel itu juga mengatakan bahwa pihak berwenang China dapat menerapkan upaya mereka dengan "lebih kuat" pada Januari tak lama setelah virus corona mulai membuat sakit sekelompok orang.

“Kenyataannya adalah bahwa hanya sebagian kecil negara yang memanfaatkan sepenuhnya informasi yang tersedia bagi mereka untuk menanggapi bukti pandemi yang muncul,” kata panel tersebut.

Para ahli juga bertanya-tanya mengapa WHO tidak mengumumkan darurat kesehatan masyarakat global lebih awal. Badan kesehatan PBB itu mengadakan komite darurat pada 22 Januari, tetapi tidak menggolongkan pandemi yang muncul sebagai keadaan darurat internasional sampai sepekan kemudian. 

Saat itu, WHO mengatakan komite ahli terpecah tentang apakah keadaan darurat global harus diumumkan. 

“Satu pertanyaan lagi adalah apakah itu akan membantu jika WHO menggunakan kata pandemi lebih awal dari yang sebenarnya,” kata panel itu.

WHO tidak menyebutkan wabah COVID-19 sebagai pandemi hingga 11 Maret, beberapa pekan setelah virus mulai menyebabkan wabah eksplosif di banyak benua. (AP)

Editor : Sabar Subekti