Loading...
INDONESIA
Penulis: Endang Saputra 12:11 WIB | Selasa, 28 Juni 2016

Panglima TNI: Keberadaan Sandera di Filipina Sudah Terdeteksi

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo. (Foto: Puspen TNI)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memastikan empat ABK Kapal TB Charles yang disandera kelompok Abu Sayyaf beberapa waktu lalu sudah diketahui keberadaannya, yakni di Pulau Zulu, Filipina.

Sementara itu, kata Panglima, tiga sandera yang lain hingga saat ini sedang dicari informasi keberadaannya.

Hal tersebut dikatakan Panglima TNI kepada awak media seusai acara Silaturahmi dan Safari Ramadan 1437 H/2016 M Presiden RI Bersama Keluarga Besar TNI, yang dihadiri antara lain oleh Wapres RI, Kepala Lembaga Negara, Menteri Kabinet Kerja, Panglima TNI, Kepala Staf Angkatan dan Veteran RI, serta komponen masyarakat, di Plaza Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur, Senin (27/6) malam.

Terkait kondisi sandera ABK Kapal TB Charles, Jenderal Gatot Nurmantyo menyatakan saat ini sandera sudah berada di Jolo.

“Sementara yang dapat diketahui berjumlah  empat orang dalam kondisi baik dan terpisah dengan yang tiga orang, namun perlu diverifikasi kembali,” kata dia.

“Pelaku pembajakan salah satunya dapat diduga dari kelompok Alhabsi. Kita verifikasi dan cek terus keberadaannya, termasuk uang tebusan yang diminta pembajak sebesar 200 juta peso atau sekitar 55-60 miliar rupiah,” dia menambahkan.

Panglima TNI mengatakan, Kapal TB Charles yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf sudah melanggar moratorium yang telah disepakati.

“Untuk rute berlayar setiap kapal pengangkut batu bara dari Indonesia ke Filipina sudah diberikan jalur yang aman, namun demikian Kapal TB Charles tersebut memotong rute yang aman yang telah ditentukan,” kata dia.

“Hingga saat ini 96 persen batu bara yang digunakan oleh Filipina berasal dari Indonesia. Terkait pengiriman batu bara ke Filipina tergantung mereka, karena harus dijamin keamanan pengirimannya, atau dikawal oleh tentara serta disiapkan rute khusus,” ujar Panglima TNI.

Panglima juga menjelaskan, Pemerintah Indonesia telah melakukan beberapa upaya seperti adanya MoU dari ketiga negara yang menyepakati untuk melakukan patroli terkoordinasi.

“Jadi hari ini masih dilakukan pertemuan. Tahapannya pertama para menteri luar negeri, kemudian selanjutnya dibahas di tingkat Menteri Pertahanan,” kata dia. (PR)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home