Loading...
BUDAYA
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 08:43 WIB | Jumat, 13 September 2019

“Pantjangan Pertama” Mochtar Apin di Pekan Seni Grafis Jogja 2019

“Pantjangan Pertama” Mochtar Apin di Pekan Seni Grafis Jogja 2019
Bundelan karya grafis Mochtar Apin yang akan dipamerkan dalam Pekan Seni Grafis Jogja 2019 di Museum Sonobudoyo Yogyakarta, 14-27 September 2019. (Foto-foto: Moh. Jauhar al-Hakimi)
“Pantjangan Pertama” Mochtar Apin di Pekan Seni Grafis Jogja 2019
Acara jumpa media Pekan Seni Grafis Jogja (PSGJ) 2019 dihadiri kurator PSGJ Bambang 'Toko' Witjaksono (kiri) dan Kepala Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Adat, Tradisi, Lembaga Budaya, dan Seni, Kundha Kabudayan Pemda DI Yogyakarta Yuliana Eni Lestari Rahayu (tengah) di Auditorium 2 Museum Sonobudoyo, Kamis (12/9).

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pekan Seni Grafis Jogja (PSGJ) kembali digelar tahun ini, setelah diselenggarakan pertama kali pada tahun 2017. Bertempat di Auditorium 2 Museum Sonobudoyo, Senin (12/9) diadakan jumpa media PSGJ 2019, menghadirkan kurator Bambang 'Toko' Witjaksono dan Kepala Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Adat, Tradisi, Lembaga Budaya, dan Seni, Kundha Kabudayan Pemda DI Yogyakarta, Yuliana Eni Lestari Rahayu.

PSGJ 2019 yang mengangkat tema “Relief Print, Karakter dan Sejarahnya di Indonesia” akan berlangsung 14-27 September 2019 dengan beberapa kegiatan, yakni Pameran Seni Grafis, Workshop, Lomba, Seminar, serta Program Residensi. Keseluruhan kegiatan dilaksanakan di kompleks Museum Sonobudoyo Yogyakarta.

Dalam tema tersebut kurator PSGJ 2019 Bambang Toko menjelaskan bagaimana peran seni grafis di Indonesia yang bermula sejak pergerakan kemerdekaan Indonesia.

“Setahun setelah Indonesia merdeka, beberapa seniman grafis di antaranya Mochtar Apin, Baharoedin Marasutan, dan kawan-kawan membuat karya grafis yang digunakan sebagai kenang-kenangan oleh negara kepada negara sahabat yang turut mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Republik Indonesia tahun 1945. Saat itu dibuat 36 set booklet Linoleographs yang berisi 10 karya Mochtar Apin dan 9 karya Baharudin Marasutan. Ke-36 set booklet tersebut dihadiahkan kepada negara sahabat sekaligus sebagai kelanjutan diplomasi saat itu,” Bambang Toko memberikan keterangan saat jumpa media, Senin (12/9).

Dalam perbincangan singkat setelah jumpa media dengan satuharapan.com kurator PSGJ 2019 Bambang Toko menambahkan keseluruhan karya grafis yang menjadi hadiah diplomasi ketika itu dicetak dengan teknik cetak tinggi (relief print) menggunakan linoleum sebagai master cetaknya.

“Kita sudah berusaha melacak karya tersebut untuk didokumentasikan, sayangnya masih belum berhasil. Ini penting mengingat ke-36 set karya tersebut merupakan artefak bagi perjalanan sejarah Indonesia, khususnya seni grafis di Indonesia,” kata Bambang Toko.

Untuk mengingat rekaman jejak seni grafis dalam perjuangan Republik Indonesia pada PSGJ 2019 dipamerkan bundelan karya grafis Mochtar Apin berjudul “Pantjangan Pertama”. Sebanyak 12 karya grafis Mochtar Apin tersebut masing-masing berukuran 8 cm x 10 cm dibuat dengan menggunakan teknik cetak linocut yang diterbitkan tahun 1951 oleh penerbit Pustaka Rakyat – Jakarta.

“Menariknya, selain karya grafis dalam bendelan “Pantjangan Pertama” Mochtar Apin membuat tutorial cara pembuatan karya grafis tersebut,” imbuh Bambang Toko kepada satuharapan.com.

Melanjutkan program sebelumnya Bambang Toko menjelaskan bahwa salah satu program penting dalam PSGJ 2019 adalah workshop teknik cetak grafis. Dan sesuai tema pada PSGJ kali ini difokuskan pada teknik cetak tinggi (relief print).

“Workshop pengenalan teknik maupun diskusi seputar seni grafis masih kurang. Pada PSGJ 2017 lalu kita membuat workshop lima teknik cetak grafis. Itu menjadi awalan yang cukup baik mengingat terakhir diadakan kegiatan semacam ini (seni grafis) di Yogyakarta itu sepuluh tahun lalu, tahun 2007 di Taman Budaya Yogyakarta. Setelah itu kalaupun ada lebih banyak pameran serta kompetisi."

"Kegiatan pengenalan teknik ini penting dimana pengunjung bisa tahu, bisa melihat bagaimana membuat karya seni grafis, karena seni grafis tidak bisa lepas dari masalah teknis. Bermacam teknik, bermacam alat, bahannya bermacam-macam, dan efek yang dihasilkan pun beragam," tutur Bambang 'Toko' mengakhiri perbincangan singkatnya dengan satuharapan.com.

Berikut agenda kegiatan Festival Kebudayaan Yogyakarta 2019 yang berlangsung 4-21 Juli di kompleks Museum Sonobudoyo Yogyakarta Jalan Pangurakan No 6 Yogyakarta:

Pertama, Pameran Seni Grafis, melibatkan 60 seniman baik undangan maupun seleksi. Program akan berlangsung 14-27 September 2019.

Kedua, Workshop 7 Teknik Cetak Grafis, meliputi:

  • Mokuhanga oleh Miracle print (15-19 September)
  • Linocut (15-19 September)
  • Pembuatan Kertas (22-26 September)
  • Cetak saring/sablon/silk screen print (22-26 September)
  • Relief print untuk Anak (22-26 September)
  • Relief Wax (22-26 September)
  • Kitchen Lito (21-25 September)
  • Restorasi Kertas (25-26 September

Ketiga, Lomba,

  • Cukil Battle “PSGJ mencari Jawara Cukil”, (penyisihan: 21 September, final: 27 September 2019
  • Karya Seni Grafis Pelajar SMA/SMK (pengumpulan karya: 13-25 September, penjurian: 26 September 2019)

Keempat, Seminar PSGJ 2019, dengan narasumber Agung Kurniawan, Deni Rahman, Devy Ferdiyanto, dan Ipong Purnomosidi (26 September)

Kelima, Program Residensi, melibatkan 2 seniman luar kota.

Informasi seputar kegiatan Pekan Seni Grafis Jogja 2019 bisa menghubungi panitia di Studio Grafis Minggiran Jalan Gedongkiwo MJ II/1006 Yogyakarta melalui kontak PSGJ 2019 (081328697170), narahubung Adinda Ayu (08122940276), atau melalui kanal media sosial instagram @pekansenigrafisyog.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home